Korban MT Berderet, Rerata Penyedia Jasa

- Jumat, 18 Oktober 2019 | 08:39 WIB

 TARAKAN - Kepolisian baru menerbitkan satu laporan polisi (LP) terhadap kasus penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh MT, pemilik wedding organizer (WO) MOS. Namun diketahui korban penipuan dari MT lebih dari 1 orang.

Selain calon pengantin, rerata korban MT merupakan rekanan atau pihak ketiga yang bekerja sama dengan WO MOS. Untuk membuktikan hal tersebut, Radar Tarakan pun mendatangi salah satu korbannya.

ID, merupakan seorang make up artist (MUA) di Jalan Gajah Mada, Tarakan Barat. Ia mengaku dirinya sudah beberapa kali kerja sama dengan MT. Di antara acara yang dikerjakan bersama, terdapat pembayaran yang belum dilunasi MT. Adapun jumlahnya mencapai Rp 13 juta.

“Itu dari dua pengantin. Jadi yang pertama sisanya belum lunas Rp 5 juta, terus yang baru itu Rp 8 juta. Dari situ dia langsung kabur,” kata ID, kemarin (17/10).

Terhadap kerja sama dengan WO milik MT, biasanya salon ID akan melayani tata rias beserta menyediakan gaun bagi pengantin. Sebenarnya, kerja samanya dengan WO milik MT sudah berjalan cukup lama. Bahkan awal kerja sama tersebut, MT diketahui tidak pernah terlambat membayar uang jasa salon milik ID.

“Kalau Rp 5 juta itu acaranya di bulan Maret dan Rp 8 juta acaranya di bulan September ini,” ungkap ID.

Diakui ID, terakhir kali ia meladeni acara nikahan yang dikendalikan oleh WO milik MT pada September. Dua hari setelah acara selesai, ia sempat menghubungi MT, menanyakan uang pembayaran terhadap jasa salonnya itu. Namun MT saat itu beralasan bahwa pengguna jasa (pengantin) masih sibuk. Sehingga belum menunaikan seluruh kewajibannya ke WO. “Setelah itu, hilang sudah dia. Sampai saat ini dia belum ada bayar lagi sama kami. Dia sempat bilang mau bayar, tapi dia sudah tidak ada kabar,” tuturnya.

Bagi ID, selama ini ia sering kerja sama dengan WO milik MT. Bahkan ia menilai WO yang dimiliki MT, cukup terkenal di Tarakan. Dari keterlambatan pembayaran itu, awalnya dirinya masih memahami dan berharap iktikad baik MT.

Namun tiba-tiba tak ada kabar dari MT hingga satu per satu korban mengeluhkan hal yang sama. Atas kejadian itu, ID telah membuat laporan ke Polres Tarakan atas apa yang dilakukan MT.

“Ada beberapa juga yang kena sama dengan saya,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan oleh YL, seorang penyedia jasa yang serupa dengan ID. Kerja sama dengan MT telah dilakukan beberapa kali. YL melayani jasa tata rias dan menyediakan gaun pengantin. YL membeberkan, bahwa MT belum membayarkan piutang sebesar Rp 15 juta.

“Kemarin itu dia memang sering menyicil. Ada yang sudah dibayar, ada lagi pengantin dia masuk kemudian cicil lagi. Intinya lebih dari satu pengantin yang saya kerja sama,” bebernya.

Dilanjutkan YL, terakhir kali ia berkomunikasi dengan MT pada Juli lalu.  Kemudian meminta uang yang belum dibayarkan MT. MT tak memenuhi permintaan YL, dan beralasan kakaknya kecelakaan. MT pun beralasan saat itu belum memiliki uang dan akan membayar setelah menjual motor miliknya.

“Dari situ sudah tidak ada kabar dan saya chat (obrolan medsos) terus tidak dibalas lagi,” tuturnya.

YL membeberkan, ia sudah 3 tahun bekerja sama dengan WO milik MT. Pembayaran mulai dicicil dilakukan oleh MT, semenjak awal 2019. “Banyak juga korban seperti saya. Ada yang Rp 8 juta dan ada juga yang Rp 15 juta, terus yang kecil-kecil itu ada juga,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X