Dalami Karhutla, Polda Kerahkan Tim Ahli

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 10:36 WIB

 TANJUNG SELOR – Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditrekrimsus) Polda Kaltara terus mendalami penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melibatkan empat perusahaan. Terbaru, Ditrekrimsus mengerahkan tim ahli terjun ke lokasi karhutla.

Penyelidikan terhadap empat perusahaan ini dilakukan guna mencari tahu siapa yang harus bertanggung jawab atas karhutla yang terjadi. Sebab, hasil ploting peta perkebunan yang sesuai dengan titik koordinat di lapangan karhutla memang berada di lahan perkebunan.

Sehingga, karhutla yang terjadi pada September lalu terus diusut penyidik Ditreskrimsus Polda Kaltara. Dan untuk melengkapi semua bukti yang ada di lapangan penyidik masih menunggu hasil dari keterangan saksi ahli, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen-LHK) yang telah dikerahkan.

“Keterangan saksi ahli terlebih duhulu dilakukan. Sebab hal ini dibutuhkan untuk menentukan kelanjutan kasus ini,” kata Dirreskrimsus Polda Kaltara Kombes Pol. Helmi Kwarta Kusuma Putra melalui Kasubdit Krimsus Ditreskrimsus Polda Kaltara AKBP Hidayat Ginting.

Dijelaskan, sejauh ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan ke sejumlah saksi. Mulai dari pihak perusahaan, keterangan ahli hingga masyarakat. Sejauh ini, jumlahnya sudah ada 18 orang saksi yang diperiksa.

Menurutnya, hasil keterangan sementara dari saksi perusahaan yang dipanggil tidak mengetahui mengapa lahan milik perusahaan yang terbakar. Sebab, karhutla terjadi merupakan dampak dari lahan yang dibakar oknum. Dari situ lahan milik perusahaan juga ikut terbakar.

“Namun, penyidik tidak bisa percaya begitu saja. Dan dari penyidik juga belum menetapkan adanya tersangka atas kasus ini karena sedang didalami,” bebernya.

Diceritakan, terkait keterangan warga yang melakukan pembakaran hanya untuk membuka lahan perkebunan dan lahan pribadi. Sebab, hal ini sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu. Mereka berpindah tempat kemudian membuka lahan untuk perkebunan. Dan di lapangan ada tanaman lahannya tidak terlalu luas.

“Dari warga memang mengaku membakar hanya untuk lahan perkebunan. Warga melakukan itu karena pengakuannya ia lahir di situ dan kuburan nenek moyangnya ada di situ untuk bertahan hidup mereka bertani. Dan kenapa sampai ke lahan perkebunan dia juga tidak mengetahui,” pungkasnya. (akz/ana)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X