Baloy Adat Tidung Sepi Pengunjung

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 09:14 WIB

 TARAKAN - Baloy Adat Tidung yang berseberang dengan Taman Bertuah, memang sangat minim kegiatan. Untuk melestarikan budaya adat Tidung, pemerintah berencana untuk membuat kawasan Baloy Adat Tidung menjadi sebuah wahana wisata bagi para wisatawan untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tarakan.

Kepada Radar Tarakan, Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes mengatakan, baloy adat dibangun dengan tujuan melestarikan budaya Tidung dan mengembangkan dan memperkenalkan adat Tidung. Hanya saja, selama dibangun, Khairul mengaku baru tiga kali menginjakkan kaki di kawasan baloy tersebut. “Padahal baloy ini bisa dioptimalkan menjadi destinasi wisata,” ungkapnya.

Sebab itu, menurut Khairul, Baloy Adat Tidung seharusnya menyediakan beberapa even seperti memamerkan tarian khas suku Tidung, musikalisasi, kuliner khas Tidung dan sebagainya yang berbau adat Tidung.

“Atau hal unik yang lain seperti pernikahan, baloy itu bisa disewakan, tapi harus menggunakan prosesi adat Tidung, jadi hidup,” jelasnya.

Sebab itu, Pemerintah Kota Tarakan menghubungkan dua lembaga adat Tidung untuk membahas hal tersebut. Dijelaskan Khairul, pihaknya akan membentuk tim pengembangan wisata. Tak hanya Baloy Adat Tidung, namun situs sejarah dan sebagainya yang dibuat menarik hingga membuat banyak pengunjung.

“Kalau ada orang datang berfoto, itu kan bagian promosi juga. Jadi nanti ada wisata budaya, sejarah, kuliner, pantai dan sebagainya,” tuturnya.

Demi mewujudkan hal tersebut, dikatakan Khairul, peran Dinas Pariwisata harus kuat. Sebab ini akan menjadi salah satu penopang utama untuk menggerakkan destinasi wisata di Tarakan dan mendongkrak PAD.

Disinggung terkait anggaran yang selalu menjadi kendala Dinas Pariwisata, Khairul menyatakan bahwa pihaknya akan memberi dukungan anggaran. Selama anggaran tersebut digunakan sebagaimana mestinya. Bagi Khairul, destinasi wisata bukan hanya untuk membuat refreshing para wisatawan, namun juga dapat mengasah otak anak. sebab setiap destinasi wisata memiliki peran dan kisah tersendiri yang dapat dipelajari secara umum.

“Misalkan lokasi pengeboran minyak yang bisa dibuat film singkatnya, sehingga dapat dipelajari. Ada juga tenun Tarakan, tapi motif NTT, ini kan spesifik perpaduan antar dua budaya. Ya ini memang membutuhkan kreativitas dari dinas terkait. Kami sudah mendorong, ya tinggal dinasnya untuk mengembangkan,” tegasnya. (shy/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X