Pasar Kuliner Terapkan Transaksi Digital

- Kamis, 10 Oktober 2019 | 08:55 WIB

TARAKAN - Pembukaan pusat kuliner yang terletak di Jalan Gadjah Mada Kota Tarakan yang dilakukan pada 12 Oktober 2019 memang sedikit berbeda. Pasalnya dalam pusat kuliner, nanti seluruh konsumen wajib menggunakan transaksi digital.

Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M. Kes memastikan bahwa setiap konsumen akan merasa berat dalam menggunakan transaksi secara digital. Namun hal ini wajar menurutnya, sebab transaksi digital pertama kali digunakan di Tarakan secara umum.

“Di Jakarta saja, waktu pertama kali pakai e-Tol, semua yang tadinya manual, sempat juga kesandung dan maju mundur. Tapi itu biasa, dulu saja orang tidak biasa menggunakan komputer dan Android, tapi sekarang jadi terbiasa, malah kalau tidak ada jadi bingung,” bebernya.

Menurut pandangan Khairul, bagi masyarakat yang tidak terbiasa menggunakan teknologi memang akan kesulitan sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan implementasi kepada masyarakat. Namun mengacu pada kota besar dan beberapa negara, transaksi digital sudah biasa digunakan sehingga hal ini akan diterapkan di Tarakan.

Penggunaan transaksi digital menurut Khairul jauh lebih menguntungkan, misalkan dalam mengembalikan uang secara tunai, masyarakat harus menyediakan uang dalam nominal kecil lebih dulu untuk mengembalikan kepada konsumen. Dengan adanya transaksi digital, harga Rp 0,5 pun masih dapat dibayar dengan melakukan transaksi digital.

“Ini memudahkan buat semua. Buat penjual dan konsumen aman, karena langsung masuk ke rekening. Ini juga akan mengurangi belanja cetak uang rupiah karena kertas uang rupiah itu mahal, dengan mengurangi itu tentu akan mengurangi biaya cetak dan uangnya bisa digunakan untuk pembangunan lain,” jelasnya.

Kendati demikian, Khairul menyatakan jika di awal tentu ada kesulitan, namun dengan berjalannya waktu akan terbiasa di masyarakat. Pengembangan pusat kuliner di masyarakat merupakan salah satu visi misi Wali Kota Tarakan, yakni menjadikan Tarakan sebagai smart city yang dapat memudahkan masyarakat.

“Digital itu adalah teknologi yang mempermudah kita, sekarang orang sudah terbiasa belanja online. Padahal awal-awal kita ragu, tapi sekarang transaksinya lancar. Nanti ke situ semua arahnya,” katanya.

Wisata pusat kuliner Tarakan menyediakan 20 stan kuliner yang dinyatakan lolos seleksi. Dari ratusan peserta kuliner, hanya 20 kuliner yang dinyatakan lolos berdasarkan survei dari masyarakat dan aplikasi makanan online.

“Yang mendaftar itu ratusan, tapi kami berharap makanan yang disajikan di tempat itu merupakan makanan yang diminati orang banyak, sehingga digemari orang,” ujarnya.

Khairul juga menegaskan bahwa setiap pedagang di wisata pusat kuliner Tarakan wajib menyediakan harga makanan yang standar dengan patokan harga. Tidak boleh lebih dari Rp 40 ribu dan tidak boleh kurang dari Rp 30 ribu per porsi.

“Kenapa begitu? Supaya jangan orang terkaget-kaget. Ini tujuan utamanya adalah memberi ruang agar masyarakat dapat bersantai lebih banyak. Kalau resto konvensional jam 9 atau 10 malam sudah tutup, tapi ini jam 12 baru tutup, bahkan mungkin sampai jam 1 malam,” bebernya. (shy/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X