Beridentitas Ganda karena Didorong Keuntungan Dua Negara

- Rabu, 9 Oktober 2019 | 09:26 WIB

TAWAU - Konsulat Republik Indonesia Tawau, Sabah, Malaysia mencatat banyak hal terkait penanganan warga negara Indonesia (WNI) yang berhubungan dengan Sabah, Malaysia. Selain hubungan dagang, WNI juga kerap terbelit masalah hukum di Malaysia.

Seperti diungkap Vice Consul pada Konsulat RI Tawau Emir Faisal, jika masih banyak ditemui WNI masuk ke Malaysia lewat 'samping' alias ilegal. "Ada yang naik kapal kecil, dari orang tua sampai bayi. Kami menyebutnya pelintas non-prosedural. Kalau yang lewat darat itu sekarang banyak di Sei Menggaris," sebut Emir kepada Radar Tarakan di Konsulat RI Tawau di Batu 2 1/2, Jalan Sin Onn, Tawau, Selasa (8/10) sore.

Selain persoalan keimigrasian, adapula masalah narkoba. Ini cukup banyak ditemui. Hal lain yang saat ini cukup rumit diurai mengenai identitas ganda, alias memiliki identity card (IC) Malaysia, sekaligus kartu tanda penduduk (KTP) Indonesia. Dua identitas ini marak karena didorong keinginan oknum memanfaatkan keuntungan atau kelebihan dari kedua negara.

"Kadang-kadang kalau lagi senang di sini, Malaysia. Kalau datang masalah, mengakunya Indonesia. Mereka tahu kalau Konsulat (Konsulat RI Tawau) serius menangani. Mereka pakai dua identitas itu. Kalau ditangkap polisi di Malaysia, mereka mengaku WNI," jelas Emir.

Menurut Emir, peran media juga sangat dibutuhkan jika menemukan kasus seperti ini. Misalnya memverifikasi lebih jauh mengenai status WNI yang bermasalah ini. "Mohon maaf, mereka ini banyak yang kutu loncat. Kadang mengaku tak dibelain ke media. Mereka punya dua identitas itu. Mungkin teman-teman wartawan lebih jeli menyoal identitas. Kecenderungan mereka lainnya, kalau ada pemilu Malaysia mereka ikut. Kalau ada subsidi dan sebagainya mereka ikut Malaysia," tambah Emir.

Dalam beberapa kasus, kata dia, Konsulat sebagai perwakilan pemerintah di Malaysia kerap kali diopinikan sebagai pihak yang tak membela hak WNI.

"Biasa ada yang memojokkan, seperti menganggap KRI tak menangani. Sekarang dengan menyebarkan berita enggak benar. Ini kita share agar ini juga menjadi masukan bagi teman-teman," ajaknya memerangi informasi tak berimbang.

Baru kali ini dari Tarakan teman-teman wartawan. Oktober 2016 masih sebagai koordinator perlindungan. Kepala Perwakilan Konsulat RI Tawau Sulistijo Djati Ismojo mengatakan keberadaan Konsulat RI Tawau membantu tak hanya melulu menangani WNI bermasalah. Konsulat juga menjembatani hubungan di berbagai bidang antarnegara.

"Kami dengan teman-teman media juga punya huhungan yang sudah lama. Maka kita pererat. Keberadaan Konsulat ini sebagai perpanjangan tangan pemerintah," imbuhnya.

Indonesian National Police Liaison Officer pada Konsulat RI Tawau Kompol Ahmad Fadilan, S.Si, M.Si, M.Sc, menambahkan jika Konsulat RI Tawau banyak menangani kasus-kasus hukum WNI yang bekerja di Sabah.

"Memang keberadaan saya sebagai staf teknis di Konsulat sebagai perwakilan Polri. Kejadian yang melibatkan warga kita, pasti juga menjadi tugas saya," timpalnya singkat. (lim/nri)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X