Tarakan dan Nunukan Banyak Mustahik Pendatang

- Selasa, 8 Oktober 2019 | 09:05 WIB

"KAMI hanya bertukar posisi. Sebelumnya saya Wakil Ketua dan H.Sayid Muhammad Bilfaqih sebagai Ketua. Sekarang saya yang diamanahi sebagai Ketua," ungkap H. Salafa Hepa saat ditemui di kantornya Jalan Durian Tanjung Selor.

Pergantian Ketua Baznas Kaltara dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Kaltara Nomor 188.44/K.610/2019 terhitung mulai 2 September 2019. Ditanya faktor yang melatar belakangi rotasi unsur pimpinan Baznas Kaltara, Salafa enggan memberikan banyak komentar. "Pokoknya untuk perbaikan lembaga pengumpul dana umut ini,” singkatnya.

Menurutnya, selama ini banyak tuntutan masyarakat yang menginginkan Baznas Kaltara dievaluasi dan diperbaiki manajemennya. “Saya tidak akan mengumbar janji yang muluk-muluk, tapi mudah-mudahan saya mampu memenuhi harapan masyarakat tersebut," tegasnya dengan optimistis.

Masih menurut tokoh agama yang juga menjabat salah satu unsur ketua di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltara ini, bahwa pihaknya tidak ingin kehilangan kepercayaan masyarakat dalam mengelola zakat.

"Kepercayaan adalah faktor penentu dukungan masyarakat kepada Baznas. Nah terus terang saja, saya tidak ingin kehilangan hal itu. Makanya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, kami akan berusaha memperbaiki kepemimpinan dan manajemen Baznas Kaltara,” terangnya.

Kebetulan, kata dia, dirinya telah memiliki pengalaman menjadi pengurus Baznas di Kota Tarakan. Kita semua tahu jika Baznas Tarakan sudah terkenal manajemennya dan menjadi model pengelolaan zakat secara nasional.

“Mohon dukungan semua pihak agar ke depannya Baznas Kaltara bisa berjalan dengan amanah sesuai ketentuan agama dan negara. Karena itu yang diharapkan masyarakat," katanya.

Dirinya menambahkan, selain mengumpul zakat tugas Baznas adalah menyadarkan umat untuk berzakat. Karena sejauh ini kesadaran masyarakat dan pengusaha muslim di Kaltara untuk berzakat harta masih rendah.

“Masyarakat muslim bukan tidak tahu membayar zakat. Tapi kesadaran membayar zakat masih sangat kurang terutama zakat harta mereka,” katanya.

Sehingga masih perlu upaya sosialisasi baik melalui media masa maupun majelis ilmu di masjid dan lain sebagainya.  “Publikasi masih sangat perlu baik melalui media maupun para ulama agar sesering mungkin menyampaikan ceramah tentang kewajiban membersihkan harta dengan zakat,” ungkapnya.

Terkait target perolehan zakat, dirinya menjelaskan, untuk tahun ini dalam program Kaltara berzakat sebesar Rp 3 miliar. Sedangkan target tahun berikutnya masih dalam tahap perancangan dan harapanya lebih besar.

“Selama ini kita juga telah sosialisasikan pada perusahaan swasta, BUMN dan BUMD agar mereka membayar zakat melalui unit pengumpul zakat yang telah kita bentuk,” tambahnya.

Untuk mustahik penerima zakat terbanyak berada di Kota Tarakan, kemudian Nunukan, disusul Bulungan, Malinau serta Tana Tidung. “Tarakan selama ini paling banyak, mustahik penerima zakat mencapai 12 hingga 13 ribu orang,” rincinya.

Dia menjelaskan, ada perbedaan antara masyarakat miskin yang ada di Bulungan, KTT dan Malinau dengan masyarakat miskin di Tarakan dan Nunukan yang merupakan daerah transit.

“Masyarakat miskin di Tarakan dan Nunukan rata-rata adalah pendatang. Sedangkan di Bulungan, KTT dan Malinau adalah penduduk tempatan. Yang biasanya masyarakat perdesaan, petani dan nelayan,” terangnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X