Satu Embung Tak Berfungsi, Lihat Nih Kering...!!!

- Rabu, 2 Oktober 2019 | 09:02 WIB

TARAKAN - Minimnya curah hujan di Kota Tarakan, membuat sebagian masyarakat tidak dapat merasakan aliran air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan, bahkan satu embung sudah tak berfungsi lagi.

Plt Direktur Utama (Dirut) PDAM Sudarto menjelaskan, sejauh ini pihaknya tidak pernah melakukan pemadaman bergilir pada aliran air yang dipasok kepada warga. Meski demikian, ia menjelaskan jika terdapat masyarakat yang tidak dapat menikmati air, hal tersebut disebabkan karena persediaan air tidak dapat menjangkau lokasi tersebut.

"Sejauh ini kami tidak pernah melakukan pemadaman aliran air. Walaupun kondisi kritis, kami tetap mendistribusikan air kepada semua masyarakat. Cuma, memang terjadi penurunan kapasitas. Karena air bakunya yang terbatas. Kalau pun ada yang tidak mengalir itu bukan karena dimatikan, tapi memang airnya yang tidak kuat sampai ke sana. Itu harus digaris bawahi," ujarnya.

Ia menjelaskan, secara prosedur pihaknya telah melakukan penyuplaian kepada seluruh masyarakat. Meski demikian, ia mengakui terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak tersalurnya air kepada masyarakat. Di antaranya lokasi rumah pada dataran tinggi dan lokasi terletak paling jauh dari sambungan lain. Masalah tersebut bersumber dari minimnya air baku yang tersedia.

"Kami merasa air sudah disalurkan ke semua jalur, jadi sepengetahuan kami, semua air sudah disalurkan ke masyarakat. Kalau pun ada yang tidak sampai, itu bukan karena hal disengaja. Karena dengan kondisi ini, ada wilayah yang cukup tinggi atau berada di titik terjauh dari pompa yang tidak dapat dijangkau airnya," ungkapnya.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya telah mengerahkan seluruh instalasi untuk dapat menarik air lebih besar. Meski demikian, saat ini terdapat satu embung yang sudah tidak dapat berfungsi, yakni embung Binalatung, Kelurahan Kampung Satu/Skip. Meski begitu, pihaknya telah memanfaatkan sungai untuk menggantikan peran embung tersebut sementara waktu. Walaupun saat ini, ia mengakui pasokan air pada sungai tidak sebesar pada embung.

"Kita tadi (kemarin, Red) bisa mengecek sendiri semua instalasi berjalan dengan lancar. Dan pompa-pompa cadangan sudah standby jika terjadi pemadaman listrik. Jadi mohon dimaklumi, karena walaupun kami sudah mendorong air dengan sangat kuat, tapi airnya memang tetap tidak bisa sampai. Jadi bukan kami yang tidak alirkan, memang airnya yang tidak mampu menjangkau," ujarnya.

Pihaknya sangat memahami bagaimana kesulitan masyarakat saat ini. Karena hal itulah pihaknya mencoba berupaya agar air tetap tersalurkan. Meski demikian, air tetap tidak dapat menjangkau hingga ke rumah, hal itu sudah di luar kemampuan PDAM. Oleh karena itulah, pihaknya berencana akan membangun jaringan pipa untuk menghubungkan semua penampungan di Kota Tarakan. Dengan begitu, pendistribusian air ke masyarakat diharapkan dapat lebih maksimal.

"Kalau sudah air baku kurang, mau diakali bagaimana pun juga tidak bisa. Kami berupaya air bisa dirasakan masyakat, instalasi pengolah air kami sampai meluber setiap jalurnya. Itu karena kami memaksa mesinnya bekerja ekstra untuk menendang air sampai ke semua rumah warga,” jelasnya.

“Saya sangat paham bagaimana kondisi orang yang tidak mendapatkan air, tapi mau bagaimana lagi kalau memang kemampuan kami hanya sampai di situ. Oleh karena itu saat ini kami merencanakan mengintegrasi membuat jaringan pipa untuk menghubungkan seluruh penampungan di Tarakan agar dapat memaksimalkan pemerataan distribusi air. Jadi kami masih sedang membahas itu," tuturnya.

Tidak mengalirnya air terlihat pada RT 01 Kelurahan Lingkas Ujung. Andika (43), seorang warga menerangkan, mengalami pemadaman air sejak Senin pagi. "Dari kemarin (30/9) air mati. Sebelumnya kadang mati kadang nyala. Biasanya pagi nyala sore mati, malamnya nyala lagi. Atau kadang pagi mati, sorenya menyala," tuturnya.

Terpisah, Aldino (30) warga RT 26 Kelurahan Karang Anyar mengaku sejauh aliran tetap mengalir. Hanya saja, aliran air menurutnya sangatlah kecil. Serta memiliki warna yang cukup keruh. Sehingga menurutnya air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat. "Menyala saja di sini. Cuma alirannya kecil. Selain itu keruh juga. Menurut saya ini tidak layak didistribusikan ke masyarakat," singkatnya.

Persoalan lama yang kerap terulang tiap tahun ini direspons Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes. Sebagai solusi jangka pendek, air baku yang biasa tertampung di embung akan segera digantikan dengan air limbah yang diolah kembali menjadi air bersih sehingga dapat digunakan kembali.

Khairul mengatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan langsung yang berada di Jalan Mulawarman. Kunjungan tersebut dilakukan untuk rencana long storage untuk PDAM. “Dalam situasi begini, memang semua upaya sudah kami lakukan. Termasuk melakukan recycling, yakni air yang dibuang dari masyarakat maupun dari alam yang terbuang percuma, kita bendung,” jelasnya.

Menurut Khairul, pelaksanaan progres recycling merupakan cara sederhana yang tidak menguras banyak anggaran. Bahkan jika direalisasikan akan menghasilkan air baku lebih dari kapasitas satu embung.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X