Akhir Tahun Akan Dilakukan Komisioning

- Sabtu, 28 September 2019 | 10:56 WIB

TANJUNG SELORJika sesuai wacana, di akhir tahun ini, inovasi hilirisasi dari tambang batu bara yang ada di salah satu perusahaan di Desa Apung, Kecamatan Tanjung Selor, yakni PT Megah Energi Khatulistiwa (MEK) yang pembangunannya di lokasi perusahaan tambang batu bara PT Pesona Khatulitiwa (PKN) akan dilakukan tahap komisioning atau uji coba.

Pasalnya, progres dari tahapan hilirisasi itu sendiri hingga kini terus berjalan. Bahkan, diketahui saat ini sudah memasuki tahap finishing. Artinya, tak menunggu waktu lama lagi, harapan tinggi dari masyarakat terhadap inovasi tersebut dapat terwujud.

Iwan selaku Manager Eksternal PKN mengungkapkan, dengan progress yang ada saat ini. Maka, pihaknya meyakini dari inovasi hilirisasi dari tambang batu bara itu banyak membuahkan hasil positif bagi daerah ini. Sebab, nantinya akan ada penerimaan ribuan tenaga kerja di dalamnya. Sehingga itu akan berpengaruh pada perekonomian di daerah itu sendiri.

“Ya, prediksi kami di akhir tahun ini sudah dapat dilakukan komisioning. Termasuk, pada progres lainnya yang akan dipercepat di akhir tahun ini juga,” ungkapnya kepada awak media Radar Kaltara.

Lanjutnya, pasca tahap komisioning nantinya. Diketahui, akan ada kembali pengkajian lebih jauh kembali yang langsung dari pusat penelitian dan  pengembangan (Puslitbang) Bandung. Dan mereka itu akan melakukan penelitian tak kurang dari enam bulan lamanya.

“Puslitbang itu di bawah Kementerian ESDM. Enam bulan ke depan akan dilakukan pengkajian untuk melihat dampak dari perekonomian daerah setempat,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, sebelum semua progres itu berjalan. Pihaknya mengakui juga sudah melakukan koordinasi terhadap instansi terkait di daerah ini. Mulai dari ESDM dan Dispenda Kaltara. Kemudian, Disnakertrans Bulungan. “Sembari nanti menunggu bagaimana kajian dari Puslitbang mengenai Tekmira (Teknologi Mineral Batu Bara),” ucapnya. 

Akan tetapi, pihaknya menyakini bahwa dengan adanya inovasi hilirisasi ini. Maka, hal itu dapat berdampak pada peningkatan dari hanya sekadar menggali dan langsung menjual batu bara itu sendiri. Untuk itulah, nantinya akan dilihat berapa besar pengaruhnya terhadap daerah ini sendiri pasca adanya penambahan teknologi hilirisasinya. “Nanti pasti ada perbandingannya. Cuma kita tidak tahu berapa. Tim itulah nanti yang akan melakukan pengkajian,” tuturnya.

“Hanya, yang jelas nanti akan ada PLTUG (Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas) buah dari inovasi tersebut,” jelasnya.

Sementara, sebelumnya Menteri ESDM Ignasius Jonan mendukung upaya hilirisasi batu bara. Menurutnya, keberadaan pembangunan hilirisasi batu bara begitu menarik. Sebab, selain membuka peluang besar tenaga kerja, ada perusahaan yang juga membuka Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). “Jumlahnya tidak besar, 7,5 megawatt (mw). Dan ini sangat menarik,” ucap Inagsius Jonan kepada Radar Kaltara saat berkunjung ke Kaltara awal tahun ini.

Rencananya PLTGU merupakan hasil dari sisa gas. Dan pembuatan batu bara yang laurence. Di mana memiliki kalori hingga tiga ribu semi coke. Karena ada proses kimiawi pemanfaatan, menghasilkan gas, maka gasnya dimanfaatkan menjadi listrik.

Sementara, untuk pembuatan semi coke yang memiliki hasil samping tar batubara. Saat ini mulai proses begitu baik. Tidak hanya gali, kemudian batu bara langsung dijual. Dengan begitu dapat menghasilkan suplai listrik dan dapat dijual ke pemerintah dan dibeli sendiri. “Tak lagi, batu bara langsung jual. Dengan adanya hilirisasi ada nilai tambah,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie menyambut baik rencana PT MEK mendirikan pabrik dan PLTGU. Dengan investasi seperti ini memberikan manfaat positif bagi Kaltara.  Maka pertumbuhan ekonomi Kaltara, khususnya Bulungan meningkat.  “Dan sebetulnya sudah banyak yang kita fasilitasi. Apa yang menjadi wewenang kita, kita beri, seperti perizinan,” ungkapnya.

Dengan hilirisasi batu bara yang dilakukan MEK bisa menghasilkan listrik hingga 30 megawatt. Dan MEK siap melepaskan separuh produksi listriknya untuk dijual kepada PT PLN (Persero). “Satu grupnya adalah PT Sumber Alam Sekurau (SAS) yang sudah menyuplai listrik untuk Bulungan. Kita harap ke depan, PLN Persero, mengambil peluang potensi listrik yang dihasilkan PT MEK. Dibeli dengan harga yang disepakati,” imbuhnya. 

“Pak Menteri ESDM juga sangat mendukung. Bahkan dia meminta untuk segera diajukan dan akan dimasukkan dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) nasional 2020,” tambahnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X