Manfaatkan e-Commerce dalam Pemasaran Produk

- Jumat, 27 September 2019 | 09:03 WIB

Sebagai salah satu buah tangan Bumi Paguntaka, batik khas Tarakan jatuh bangun merebut pasar lokal maupun nasional. Namun dengan perkembangan era digital dan didukung dengan kemudahan pemasaran produk melalui e-commerce, kini batik khas Tarakan menjadi salah satu produk yang diminati pasaran lokal, nasional hingga internasional.

 JANURIANSYAH

 JATUH bangun batik khas Tarakan diceritakan Adi Setyo Purwanto terjadi usai dirinya bersama sekitar 20 orang lainnya mengikuti pelatihan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta pada tahun 2010. Saat itu dirinya bersama 20 orang lainnya yang merupakan warga Tarakan mengikuti pelatihan terkait pembuatan batik.

Pria yang akrab disapa Anto Gondrong ini menceritakan, usai mengikuti kegiatan tersebut, pada tahun 2011 dirinya bersama 20 orang yang mengikuti pelatihan di BBKB Yogyakarta mulai melakukan pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yakni batik khas Tarakan, namun dalam memulai usaha yang tergolong baru di Tarakan tersebut tidaklah mudah, sehingga satu-persatu orang-orang yang sempat mengikuti pelatihan BBKB Yogyakarta harus gulung tikar, penyebabnya tidak lain pengeluaran biaya produksi yang tidak seimbang dengan jumlah pendapatan yang kurang.

“Dulu tahun 2011 hingga 2013 kita sangat sulit untuk memasarkan produk, banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya ruang pasaran yang belum ada,” tuturnya kepada pewarta, Kamis (26/9).

Bahkan dirinya sempat harus gali lubang tutup lubang untuk tetap mempertahankan eksistensi batik yang dirinya beri nama batik pakis asia khas Tarakan tersebut, dikarenakan keuntungan yang dirinya harapkan tidak kunjung datang.

“Sempat bentrok sama istri, karena mengangap usaha yang dilakukan selama ini tidak membuahkan hasil, bahkan rasa putus asa juga sempat saya rasakan, karena keuntungan tidak ada, saya malah harus menanggung kerugian setiap bulannya dengan mengeluarkan biaya Rp 5 juta untuk gaji para pekerja saya,” bebernya.

Namun berbekal motivasi yang kuat bahwa batik khas Tarakan nantinya akan menjadi salah satu buah tangan yang dicari para pelancong yang datang ke Kaltara khususnya Tarakan, pada tahun 2014 usaha yang sebelumnya terus-terusan mengalami kerugian kini mulai merangkak naik memperoleh keuntungan.

“Daya tarik batik pakis asia khas Tarakan ada pada motif budaya lokal yang ada di Kaltara yakni Tidung, Bulungan, Dayak Kenyah dan Dayak Lundayeh, selain itu untuk warna bila batik Jawa lebih soft(lembut), untuk kita warnanya lebih ngejreng dan berani, kini setiap bulannya ada sekitar 250 lembar kain batik yang terjual, bila kita hitung omzetnya mencapai Rp 75 juta setiap bulannya,” ungkapnya.

Pameran UKM skala nasional dan internasional juga selalu dirinya ikuti sebagai upaya mengenalkan batik khas Tarakan, setidaknya dalam satu tahun  dirinya selalu mengikuti tiga kegiatan pameran UKM. Dirinya menilai pameran UKM sangat penting untuk mengenalkan produk langsung kepada calon pembeli.

“Kalau pameran skala internasional paling sering di beberapa daerah di Malaysia dan Brunei Darussalam, dari pameran yang telah dilakukan, respon pengunjung yang datang ke stan kami cukup positif dan antusias untuk lebih mengenal dan mengetahui produk batik khas Tarakan,” ungkapnya.

Tingginya permintaan akan kain batik khas Tarakan di pasaran, dirinya kini mempekerjakan 8 orang yang dalam satu bulannya bisa menghasilkan 400 hingga 450 lembar kain batik khas Tarakan dimana harga perlembarnya Rp 300 ribu.

“Perkembangan dunia digital dan keberadaan e-commerce juga sangat membantu kita dalam hal pemasaran produk melalui media sosial seperti instagram dan Facebook, saat ini pemasaran sudah menjangkau seluruh Indonesia, untuk luar negeri sudah menjangkau ke negara tetangga Malaysia yakni Tawau dan Kinabalu,” ujarnya.

Selain peranan e-commerce, peranan penting lainnya ada pada ketersedian logistik yakni bahan baku pembuatan kain batik khas Tarakan, dimana diketahui bahan baku tersebut harus dipesan dari luar Tarakan.

“Bisa dikatakan logistik merupakan bagian dari gaya hidup sebagai pelaku UKM, sudah menjadi kebutuhan dasar, tanpa adanya logistik pelaku UKM tidak dapat memproduksi produk untuk dipasarkan,” tuturnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X