Embung Binalatung Tidak Difungsikan

- Selasa, 24 September 2019 | 09:18 WIB

TARAKAN - Akibat kemarau panjang dan intensitas hujan yang rendah di Kota Tarakan, Embung Binalatung dinyatakan tak dapat difungsikan untuk sementara waktu. Ini merupakan kejadian pertama kalinya, sejak penampungan air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan itu dibangun.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Alam Tarakan Sudarto menyampaikan dengan berat hati jika Embung Binalatung sudah tidak dapat difungsikan lagi. Hal itu tidak lain karena air baku pada embung semakin mendangkal.

Meski demikian, PDAM berusaha memenuhi target produksi dengan memanfaatkan aliran sungai di sekitar embung dengan menggunakan mesin darurat. “Saat ini kondisi embung sudah tidak dapat difungsikan, namun kami masih bisa mengambil air dari embung melalui sungai di sekitar embung menggunakan mesin pompa emergency(darurat),” kata Sudarto.

Air baku pada embung sudah tak dapat diangkat, sehingga air pada aliran sungai menjadi tumpuan produksi. Salah satu pertimbangan tak menggunakan sisa air baku pada embung, mengantisipasi timbulnya retakan pada dasar embung. Menurut Sudarto, hal tersebut bisa menghambat pengisian embung ketika hujan datang.

“Kami tidak bisa mengambil di embung karena kalau air kering total maka akan membuat keretakan tanah dasarnya semakin lebar. Sehingga hal itulah yang membuat tampungan air lebih lama penuh kalau terjadi hujan. Karena tanah yang retak ini bisa menyerap air cukup banyak,” tambahnya.

Ia mengakui memang telah memprediksi kondisi tersebut sejak jauh hari. Mengingat setiap tahun kondisi Embung Binalatung semakin dangkal. Sejak beberapa bulan lalu ia telah menyiapkan mesin pompa darurat untuk menyedot air di alira sungai.

“Pompa emergency ini sama saja, kapasitas listriknya dengan mesin normal yaitu 500 kWh. Mesin ini sebenarnya sudah kami pasang 2 bulan lalu. Memang beberapa hari lalu sempat ada pemadaman air bergilir. Itu karena pondasi sungai yang kami buat belum kering, jadi kami harus menunggu keringnya pondasi ini baru dapat menarik air. Kalau kami paksakan pondasinya bisa hancur, jadi berisiko membutuhkan waktu lebih lama,” tuturnya.

Saat ini kondisi air sungai masih bisa bertahan dalam beberapa minggu ke depan. Meski begitu, jika hujan dalam intensitas sedang, maka kondisi air bisa bertahan cukup lama.

“Sejauh ini produksi air masih aman untuk 2 minggu ke depan jika tidak terjadi hujan. Untuk antisipasi kami menyiapkan genset di sekitar mesin emergency. Jadi begitu listrik mati, kami akan mengalihkannya ke genset,” imbuhnya.

 

HAMPIR SEBULAN KRISIS AIR

Lain lagi dengan Embung Bengawan, hanya dapat menyuplai kebutuhan air masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi embung. Airnya dialirkan melalui pembuangan pintu dam.

Dalam pemompaan air pun, PDAM menggunakan pompa dengan kecepatan 150 meter per detik untuk kebutuhan wilayah Tarakan Timur, termasuk Kampung Satu Skip, Kampung Empat, Mamburungan, dan Jalan Kusuma Bangsa.

Kawasan Kampung Bugis dan Kampung Baru termasuk kawasan paling terdampak kekeringan. Hampir sebulan warga tak dialiri air bersih PDAM. PDAM juga meminta masyarakat yang berada di perbukitan untuk maklum.

PDAM memang tak dapat merinci berapa banyak pelanggan yang tak teraliri saat ini dan kawasan mana saja. Hanya, permukiman yang berada di perbukitan, khususnya permukiman warga yang berada tepat di belakang Kantor Pos Tarakan, Jalan Purnawirawan, Pasir Putih, sulit dialiri.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB
X