Minta Hujan, Warga Bulungan Salat Istiska

- Selasa, 24 September 2019 | 08:42 WIB

TANJUNG SELOR – Kemarau panjang tahun ini, ditambah dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membuat sebagian besar wilayah Bumi Tenguyun ini mengalami kekeringan disertai kabut asap.

Bahkan, dua kejadian itu pun sampai saat ini masih dirasakan oleh masyarakat khalayak umum. Khususnya pada kasus kekeringan. Pasalnya, tak sedikitpun terdapat tanda–tanda akan terjadinya hujan.

Alhasil, salat Istiska di Lapangan Ahmad Yani, Tanjung Selor, Senin (23/9) digelar. Tak lain, dengan harapan ke depannya wilayah ini dapat segera diguyur hujan yang merupakan salah satu nikmat dari Allah SWT.

Dari pantauan awak media Radar Kaltara, salat Istiska itu digelar sekira pukul 08.00 WITA. Diikuti ratusan umat muslimin dan muslimat dari TNI/Polri, SKPD, FKPD dan organisasi lainnya serta masyarakat.

Mereka berbondong-bondong memenuhi Lapangan Ahmad Yani yang biasa digunakan sebagai sarana olahraga sepak bola. Dan dengan dipimpin langsung oleh imam sekaligus khutbah H. Ridwan R Labago. Salat Istiska yang baru kali pertama digelar secara terbuka itu berjalan dengan khusyuknya.

Ditemui usai digelarnya salat Istiska, H. Ridwan R Labago mengatakan, salat Istiska memang maknanya yaitu memohon kepada Allah SWT agar dapat diturunkannya hujan. Namun, menurutnya di sini yang lebih penting setiap individu harus dapat introspeksi diri. Karena setiap kejadian pasti ada sebab dan akibatnya.

“Kita harus memahami. Mengapa nikmatnya Allah SWT yaitu hujan tak kunjung turun? Karena semua ada sebab akibatnya. Tinggal kita sebagai manusia harus introspeksi diri,” ungkapnya yang diketahui sebagai Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kaltara ini juga.

Hanya, lanjutnya, sebagai umat Islam memang salat Istiska ini menjadi hal yang penting tatkala memunajatkan keinginan terhadap sang pencipta. Tentunya, diiringi dengan rasa khusyuk saat menjalankannya. Ditambah dengan terus menjaga jalinan silaturahmi terhadap sesama masyarakat dan lainnya. Sehingga tercipta rasa persatuan dan kesatuan.

“Jangan sampai putus tali silaturahmi. Kita harus bisa menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan. Allah akan murka bila hal itu sampai terjadi,” pesannya.

Sementara, Bupati Bulungan, H. Sudjati sendiri yang saat itu secara langsung pun turut dalam salat Istiska menambahkan, dengan terlaksananya salat Istiska ini, mudah-mudahan Allah SWT segera menurunkan hujan.

“Terlaksananya ini merupakan demi kemaslahatan semua. Karena memang tidak adanya hujan membuat kabut asap belakangan ini cukup mengganggu,” ungkapnya.

Dikatakannya juga, dari salat Istiska ini diharapkan masyarakat dapat lebih menyadari. Yaitu seperti apa dampak yang ditimbulkan dari tangan–tangan mereka sendiri. Mulai dari terjadinya karhutla dan lain sebagainya.

“Kami berharap dari banyaknya kejadian, bahkan hingga ada yang terkena Ispa lantaran kabut asap. Maka, itu dapat menyadarkan masyarakat dan kita semua untuk bagaimana dapat menjaga alam ini,” ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, Bulungan mengenai karhutla merupakan yang tertinggi dibandikan daerah lainnya di Kaltara. Artinya, ini menjadi perhatian secara serius agar oknum pelaku karhutla dapat ditindak sebagaimana aturan yang berlaku.

“Kami sudah lakukan sosialiasi. Dan informasinya ada dari pihak kepolisian mengamankan oknum pelakunya. Harapannya, itu dapat menjadi pelajaran bagi yang lain,” bebernya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X