Rogoh Kocek hingga Rp 400-an Ribu tiap Bulan

- Sabtu, 21 September 2019 | 09:34 WIB

TARAKAN - Embung Binalatung yang terletak di Kampung Satu Skip, Kecamatan Tarakan Tengah, akhirnya tak mampu menyuplai air baku untuk diproduksi dan dialirkan ke pelangganan di kawasan Kampung Baru dan Kampung Bugis. Adapun hujan beberapa hari terakhir hanya lokal dengan intensitas ringan hingga sedang.

Asmawati, salah seorang warga Kampung Bugis, mengaku beberapa pekan ini harus merogoh kocek lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangganya. Selain air tangki, ia juga harus menyediakan air galon secara rutin. Ia menuturkan satu tangki (profil tank) air bersih dihargai rerata Rp 80 ribu. Dalam sebulan, pemakaian air di rumahnya paling sedikit 5 tangki.

“Pengeluaran membengkak pastinya. Inilah yang kita harapkan sebenarnya dari pemerintah. Ini kan kebutuhan dasar yah. Harusnya ini diperhatikan dulu. Kalau ini sudah tuntas, maka banyak warga yang merasakan manfaatnya. Ini kekeringan sudah kayak jadi langganan,” ketus Asma, sapaannya, kemarin (20/9).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam lagi-lagi harus putar otak. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PDAM Tirta Alam Sudarto mengaku operasi perusahaan daerah itu pun menjadi tidak maksimal.

Pada Embung Binalatung tersisa aliran-aliran air yang terbuang dari pintu dam. Sementara pemanfaatan air baku pada Embung Bengawan, tak bisa dipompa menuju Kampung Bugis. Embung Bengawan juga mengalami hal yang sama, sehingga hanya dapat menyuplai kebutuhan air masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi embung.

“Kalau Embung Bengawan sudah tidak bisa dipompa untuk kawasan Kampung Bugis, karena airnya bukan tinggal berapa persen lagi, tapi sudah habis. Sudah tidak bisa diambil lewat pompa, tapi bisa diambil lewat pembuangan pintu dam saja,” jelas Sudarto, kemarin (20/9).

Dalam pemompaan air pun, PDAM menggunakan pompa dengan kecepatan 150 meter per detik untuk kebutuhan wilayah Tarakan Timur, termasuk Kampung Satu Skip, Kampung Empat, Mamburungan, Jalan Kusuma Bangsa.

Meski sempat terjadi gerimis kemarin, namun tidak meningkatkan debit air pada embung. Debit air signifikan juga mengindikasikan jika pemompaan air dapat dilakukan. Embung yang ada terus saja mongering. Kampung Bugis pun telah mengalami kekeringan air selama 3 minggu. “Kalau daerah puncak, mohon dimaklumi karena dari sisi air baku tidak ada, sehingga kami sulit menyuplai air,” ucapnya.

Sudarto tak dapat merinci lebih jauh berapa banyak pelanggan yang tak teraliri saat ini dan kawasan mana saja. Hanya, permukiman yang berada di perbukitan, khususnya permukiman warga yang berada tepat di belakang Kantor Pos Tarakan, Jalan Purnawirawan, Pasir Putih, sulit dialiri air saat ini. “Semua alternatif sudah kami lakukan, kuncinya kami tidak ada air baku,” tegasnya.

Untuk itu, PDAM hanya berharap hujan dapat turun dengan insentitas tinggi. Selain itu pipanisasi dari Embung Indulung segera terselesaikan. Dengan itu, kebutuhan akan air baku dapat terpenuhi secara berkesinambungan.

Kendati demikian, tiga embung lainnya masih dapat mneyuplai air, seperti Embung Bengawan, Embung Persemaian, dan Rawasari. Sehingga dalam hal ini, ketiga embung tersebut masih dinyatakan aman sehingga pihaknya belum menurunkan kapasitas suplai air. “Yang perlu digarisbawahi, kebutuhan banyak, tapi suplai kami sama. Kalau untuk suplai masyarakat saja, itu mungkin masih bisa. Tapi karena semua membutuhkan, makanya begini,” ujarnya.

Permasalahan ini pun telah dibawa pihaknya kepada pemerintah. Dalam penyampaiannya, Sudarto menjelaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mempercepat pembangunan jaringan pipa Indulung, kemudian dalam jangka pendek melebarkan anak-anak sungai.

“Tapi yang sangat tepat itu adalah aliran dari Indulung bisa cepat, sehingga bisa terbantu keseluruhannya. Dengan adanya itu, kami mengusulkan agar nanti di tahun 2020 dari Embung Rawasari bisa ditarik pipa untuk produksi air baku. Semua butuh perencanaan dan biaya cukup besar, kalau perencanaan Indulung tidak meleset, Kampung Bugis tidak akan begini,” ungkapnya.

Menurut Sudarto, seharusnya Embung Binalatung, sudah tidak dapat mengaliri air. Pada fasilitas tersebut juga terdapat pompa baru yang dipasang 3 bulan lalu. “Kalau 3 bulan begini terus, maka kita akan mengalami krisis air bersih, sehingga sampai saat ini kami masih menjalankan dengan baik untuk wilayah timur. Yang krisis air saat ini adalah Kampung Bugis,” pungkasnya.

 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X