SIAP-SIAP AJA..!! 2020, Kemarau Diprediksi Lebih Ekstrem

- Sabtu, 21 September 2019 | 09:22 WIB

Titik Panas di Kaltara Pukul 18.00 WITA Jumat (20/9)

Lokasi                                                                  Jumlah             

Sembakung, Kabupaten Nunukan                          1                     

Betayau, Kabupaten Tana Tidung                           2                     

Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan           10

SUMBER: BMKG KELAS III TANJUNG SELOR

 

TANJUNG SELOR – Berdasarkan prakiraan iklim di bulan September 2019, wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya di Bulungan diprediksi belum berpotensi terjadi hujan.

Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Tanjung Harapan, Magdalena Sidauruk menjelaskan, pada umumnya sebagian wilayah di Kaltara merupakan daerah nonzona musim. Artinya, wilayah yang tidak berdasarkan iklim.

“Pola musimnya tidak mengikuti arah musim,  jadi tidak menentu hujannya kapan, keringnya kapan dan potensi terjadinya hujan itu kapan saja,” ungkap Magdalena saat ditemui di ruang kerjanya. Saat ini, sambung Magdalena, pergerakan angin dari timur. Nah, angin itu membawa masa udara kering. Hal itulah yang menyebabkan tidak terpicunya pertumbuhan awan konvektif, termasuk beberapa wilayah di Indonesia. “Kita bisa lihat yang lebih dahulu mengalami kekeringan itu di wilayah Jawa baru menuju sebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan,” bebernya.

Disinggung mengenai diseminasi hujan buatan, Magdalena mengakui hal itu masih sulit untuk dilakukan di Bulungan, karena biaya untuk  melakukan itu cukup besar. “Selain biaya, kita juga harus dapat menemukan awan konvektif yang bisa menimbulkan terjadinya hujan,” bebernya.

Bahkan saat ini awan konvektif di wilayah Indonesia masih sangat sulit. Jadi sulit kalau harus membuat diseminasi hujan buatan. “Di Bulungan saja saat ini belum terlihat adanya awan konvektif,” sebutnya.

Menyoal kondisi kekeringan tahun 2020, Magdalena mengatakan, beberapa bulan yang lalu sebelum terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), BMKG se-Indonesia dipanggil Presiden untuk mengoordinasikan bagaimana potensi kekeringan tahun depan.

“Tahun depan itu diperkirakan potensi terjadinya kekeringan akan lebih ekstrem dari yang terjadi saat ini,” ujarnya.

El Nino sendiri, sebenarnya saat ini masih ada, dan potensinya lebih besar jika dibandingkan tahun 2018. Tahun 2019 diperkirakan El Nino akan kembali meningkat pada tahun 2020. “Jadi ketika level kemarau lebih tinggi, maka potensi kemudahan terbakar juga akan lebih mudah terbakar, walaupun kita non zom,” sebutnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X