SABAR AJA...!! Di Sini Belum Ada Tanda-Tanda Hujan

- Kamis, 19 September 2019 | 09:50 WIB

TARAKAN - Kekeringan yang melanda Bumi Paguntaka akibat tidak diguyur hujan, membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama jajaran TNI/Polri menggelar salat Istiska di Masjid Baitul Izza Kota Tarakan (18/9).

Melalui salat Istiska ini, pihaknya mengharapkan turunnya hujan di Kota Tarakan. Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Kalimantan Utara (Kaltara), KH. Zainuddin Dalila menuturkan salat Istiska merupakan salat meminta hujan yang dianjurkan oleh Rasul ketika seorang manusia merasa kesulitan air dan membutuhkan hujan.

“Tidak ada tempat kita memohon. Ini hanya dapat disampaikan kepada Allah melalui salat Istiska yang sudah dilakukan sejak zaman nabi kalau lama tidak ada hujan,” ucapnya.

Untuk itu, pihaknya melaksanakan salat Istiska agar masyarakat Tarakan dapat merasa bahwa ibadah tersebut memang perlu dilakukan. Apalagi Kota Tarakan saat ini mengalami musim kekeringan, sehingga perlu dilakukan salat Istiska.

Nah, sebelum melakukan salat Istiska, dijelaskan Zainuddin, setiap umat wajib berpuasa satu hingga tiga hari, kemudian melakukan ritual maaf memaafkan sesama manusia. Jika telah merasa bersih dan suci, umat kemudian berada di lapangan besar berbondong-bondong untuk melakukan salat Istiska.

“Salat Istiska itu biasanya sampai membuat masjid tidak muat, karena kepenuhan umat. Jadi salat Istiskaseperti salat sunah, dua rakaat, kemudian ada khotbah pertama dan kedua,” jelasnya.

Pada khotbah pertama salat Istiska, imam mengucapkan istigfar sebanyak 9 kali. Pada khotbah kedua mengucapkan istigfar sebanyak 7 kali setelah itu barulah umat dapat memanjatkan doa. Tujuan salat Istiska selain meminta hujan, ialah saling memaafkan dan menghindari benci satu dengan yang lain.

“Kalau tidak memaafkan dan masih membenci, maka rahmat Allah tidak turun dan mengundang murka Allah. Makanya, setelah salat Istiska mestinya kita memiliki hati bersih dan memaafkan. Tapi yang tadi (kemarin, Red) dilakukan sudah baik,” tuturnya.

Jika kemudian setelah melakukan salat Istiska hujan tak kunjung datang, maka umat dapat kembali berkumpul dan melakukan salat Istiska berbondong-bondong di masjid untuk memohon adanya hujan di Kota Tarakan.

Sementara itu, Komandan Kodim 0907 Kota Tarakan, Letkol Inf Eko Antoni Chandra mengatakan, sebagai manusia biasa pihaknya menyadari akan adanya Tuhan dan memerlukan pertolongan dari Tuhan.

Menghadapi situasi saat ini, menurut Eko sangat mustahil jika dilakukan hanya dengan kekuatan manusia. Sehingga pihaknya memerlukan bantuan tangan Tuhan bekerja dalam menyelesaikan persoalan di Kota Tarakan.

“Menurut saya ini musibah, makanya kita meminta tolong kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar kita diberikan kemudahan. Kita kembali kepada potret kita sebagai manusia yang ber-Tuhan,” bebernya.

Dalam kegiatan salat Istiska ini, Eko menyatakan bahwa pihaknya menyertakan pihak kepolisian resor, TNI, dan elemen masyarakat. Rencana kegiatan salat Istiska sudah dirancang pihaknya Selasa lalu, sejak pihaknya sadar bahwa dalam perkara ini pihaknya membutuhkan Tuhan. Dalam pelaksanaan kegiatan salat Istiska melibatkan 350 TNI Polri dan gabungan elemen masyarakat.

“Tidak lama-lama, begitu ingat kami langsung laksanakan salat Istiska ini. Kami ingin mengajak dari hati dan menimbulkan kesadaran bahwa kita sedang diuji dan membutuhkan Tuhan. Tidak perlu berkoar-koar,” tegasnya.

Kapolres Tarakan, AKBP Yudhistira Midyawan menambahkan bahwa selain kekeringan air, permasalahan kabut asap dan kebakaran hutan merupakan masalah riill di Kaltara saat ini. Untuk itu, salat Istiska merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang dicontohkan oleh Rasul bahwa manusia pada dasarnya masih memiliki Allah dalam hidup.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X