Damri di Kaltara Masih Kurang

- Rabu, 18 September 2019 | 08:57 WIB

TANJUNG SELOR – Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan wilayah yang cukup luas. Bahkan, untuk menjangkau sejumlah daerah yang ada di dalamnya, tidak bisa hanya menggunakan akses darat, melainkan juga akses laut dan udara.

Khusus akses darat, transportasi yang memiliki izin angkutan penumpang di provinsi termuda Indonesia ini baru Damri. Sementara untuk yang lainnya sedang proses diusahakan untuk mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

General Manager Damri Cabang Tanjung Selor, Tri Wijono Djati mengatakan, jika melihat kondisi wilayah Kaltara yang cukup luas, tentu armada bus Damri yang ada saat ini masih sangat terbatas atau masih kurang dalam hal pemberian layanan ke masyarakat. “Kaltara ini masih sangat membutuhkan. Banyak sekali tempat yang terisolir dan terpencil yang belum terjangkau. Seharusnya ini dijangkau agar bisa menunjang perekonomian di Kaltara,” ujarnya kepada Radar Kaltara, di acara Respons Kaltara, Selasa (17/9).

Pada awalnya, keberadaan Damri di Kaltara hanya melayani tiga rute, yakni Tanjung Selor-Berau (Kaltim), Tanjung Selor-Malinau, dan Salang-Malinau. Namun, saat ini sudah ada empat trayek yang dilayani, yakni tiga trayek lama ditambah satu trayek baru dari Tanjung Selor ke Tana Tidung. “Saat ini kami memiliki 11 armada. Dan itu sudah ada rurenya masing-masing. Pastinya, dari tahun ke tahun jumlah pengguna transportasi darat ini semakin meningkat,” akunya.

Artinya, animo masyarakat sangat tinggi. Dalam hal ini, kebutuhan akan penggunaan transportasi darat ini sangat luar biasa. Namun, tentunya ada beberapa permasalahan yang masih dihadapi pihak Damri. “Damri itu dua sistem pelayanan, yaitu sosial oriented dan profit oriented. Tapi, untuk saat ini masih banyak ke sosial,” tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara, Taupan Madjid menambahkan, pihaknya akan terus melakukan sinergitas dengan sejumlah pihak terkait memberikan pelayanan yang maksimal ke masyarakat. “Banyak upaya yang kita lakukan untuk memaksimalkan transportasi, khususnya di darat. Di antaranya dengan melakukan sosialisasi dan menyusun produk hukumnya,” sebut Taupan.

Termasuk juga dengan dilakukannya rencana penetapan studi untuk angkutan. Hal ini tentunya akan memperhatikan beberapa ketentuan yang ada dalam aturan. Selain itu, Taupan juga juga menyebutkan pelayanan pada transportasi udara. Sejauh ini sudah ada enam bandara di Kaltara. namun, hanya di Tarakan yang bisa didarati pesawat berbadan besar. Tapi, seiring perkembangan dan beberapa upaya yang telah dilakukan, kata Taupan, saat ini Bandara Tanjung Harapan, Tanjung Selor, serta Malinau dan Nunukan, sudah bisa didarati pesawat ATR 72. “Alhamdulillah ini merupakan salah satu prestasi,” sebutnya.

Termasuk juga transportasi laut saat ini sedang dilakukan pembenahan. Salah satunya di Pelabuhan Tengkayu I Tarakan. Pastinya, ke depannya sejumlah akses transportasi ini akan ditingkatkan terus sebagai pendukung peningkatan investasi di Kaltara. “Orang yang ingin berinvestasi itu pasti akan bertanya, seperti apa kondisi transportasi di Kaltara. Jika dianggap tidak maksimal, pasti para investor akan pikir-pikir untuk masuk,” jelasnya. (iwk/ash)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X