PARAH BAH..!! Embung Kekeringan, PDAM Hanya Bisa Berdoa

- Selasa, 17 September 2019 | 12:26 WIB

HUJAN yang tak kunjung membasahi Bumi Paguntaka, membuat Embung Binalatung Kampung Satu Skip harus mengalami kekeringan. Air baku pun kini tak lagi mampu menopang target produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Tarakan. Imbasnya, sejumlah rumah pelanggan pun tak teraliri air.

Sebagian warga menyiasati kebutuhannya dengan membeli air yang didistribusi menggunakan tangki. Sebagian lagi tetap menggantungkan harapan pada sumber air tanah lainnya. Seperti warga RT 14 dan sekitarnya, yang harus mengantre air bersih untuk keperluan masak dan minum.

Sumur yang memiliki luas 3x4 meter, di RT 14, Kelurahan Sebengkok ini tidak pernah sepi pengunjung. Setiap hari, ada saja aktivitas warga di sumur itu. Tidak hanya untuk mencuci dan mandi. Tapi di sumur ini juga warga antre mengambil air bersih. Maklum, sudah berminggu-minggu langit Tarakan tidak menurunkan hujan.

Masih pagi, beberapa ember dan jeriken sudah menumpuk di sekitaran sumur. Mulai dari jeriken ukuran 5 liter, 20 liter, 35 liter seakan menunggu gilirannya diisi air.

Terlihat pula beberapa warga, yang diketahui bernama Andi (60), Wiwi (36), Sumiarse (50) dan Ani (47), asyik bercerita sembari menunggu gilirannya mengisi jeriken. Konon air ini berasal dari pegunungan. Mungkin sumber mata air. Dari sumur inilah menjadi sumber air bersih warga setempat, selama bertahun-tahun. Maklum, di daerah perbukitan RT 14 ini belum dialiri air baku dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam.

Sebenarnya, satu bulan lalu pipa PDAM sudah terpasang di daerah ini. Tapi belum juga dialiri air. “Jadi ambil air dari gunung. Kami mengantre di sini (sumur). Biar bagian depan, yang pasang air PDAM kalau tidak jalan airnya, ke sini juga ambil air,” kata wanita berkulit putih ini.

Tidak hanya warga RT 14 saja. Pelanggan yang sudah tidak dialiri air bersih dari PDAM pun rela datang mengantre di sumur ini. Entah itu dari Sebengkok Waru, daerah Bukit Cinta, hingga warga Jembatan Besi. Bagi warga setempat, sumur ini terbuka untuk umum selagi mengerti budaya antre.

Beberapa minggu tidak hujan, air dari pegunungan pun tidak begitu besar. Ya, harus bersabar menunggu hingga jeriken dan ember penuh terisi. Semakin banyak jeriken yang dibawa, menunggunya pun bisa berjam-jam. “Ini 24 jam nonstop, siapa saja bisa antre. Ini hampir 3 bulan tidak hujan, airnya juga kecil,” lanjutnya.

Wanita berusia 47 tahun ini mengaku, sudah bertahun-tahun mengantre air di sumur ini. Airnya jernih dan tidak berbau. Selain untuk mandi dan mencuci, kebanyakan dimasak untuk air minum.

“Semenjak tinggal di sini, ambil air dari sini. Dulu di sini belum banyak rumah, masih hutan kita sudah ambil air dari sini,” katanya.

Dalam sehari, biasanya dua kali ia ke sumur ini. Saat pagi dan sore hari. Atau seperlunya, bila persediaan air di rumahnya habis, ia kembali ke sumur dan ikut mengantre lagi. “Biasa sekali-kali beli air profil Rp 60 ribu, untuk mencuci. Yang pasang air PDAM juga ke sini, mereka ambil untuk air minum,” ucapnya.

Konon, mengantre air ini bisa kapan saja. Tengah malam sekalipun. Tidak perlu izin, yang penting saat itu tidak ada yang antre ambil air. Kalaupun ada yang sudah mengantre, yang baru datangpun wajib ikut mengantre hingga gilirannya.

“Tidak harus izin. Yang penting tidak ada orang mengantre, bisa langsung tadah. Kalau sudah ada yang antre, kita juga tunggu dulu. Tidak bisa baru datang, langsung tadah. Kalau tidak ada yang ambil air, dialirkan ke dalam bak penampungan,” terangnya.

Konon, saat musim penghujan bak di sumur ini terisi penuh. Bahkan tertumpah-tumpah. Lain halnya dengan musim kemarau, seperti sekarang ini. Terlihat bak kosong.

Benar adanya, tidak hanya warga RT 14 saja yang mengantre air bersih di sumur. Adapula warga dari Sebengkok AL, ikut mengantre. Seperti Andi. Pria berusia 60 tahun ini rela jauh-jauh dari Sebengkok AL, mengantre demi air bersih. “Di sini kan umum, jadi ikut antre. Di rumah memang tidak pakai air PDAM, karena tidak sanggup bayar,” katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X