Kaltara Juga Diselimuti Kabut Asap, Titik Api Terbanyak di Bulungan

- Sabtu, 14 September 2019 | 09:58 WIB

DAMPAK kebakaran lahan yang terjadi di beberapa wilayah hingga ke Tarakan. Jumat (13/9) pagi, kabut asap terlihat di langit Tarakan. Kabut asap ini pula sempat memancing perhatian masyarakat, terutama aktivitas pelayaran.

Tapi tidak dengan jadwal penerbangan. Aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Juwata Tarakan, masih berjalan normal. Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bandar Udara Internasional Juwata Tarakan Budi Prayitno, mengatakan sebenarnya beberapa hari ini Tarakan sudah mulai berkabut. Tapi kabut asap Jumat lebih pekat. Namun tidak serta merta mengganggu aktivitas penerbangan.

“Memang lebih parah hari ini (kemarin), jelas kelihatan. Tapi pesawat tetap (terbang), katanya saat ditemui di kantornya, Jumat (13/9) pagi.

Biasanya kondisi langit berkabut asap, lebih berdampak pada penerbangan pesawat kecil. Dikatakannya, jarak pandang penerbangan sebenarnya pihaknya berkoordinasi dengan Air Navigation (Airnav) Tarakan. Saat dikonfirmasi Manager Keselamatan Airnav Tarakan, Dedy Sudaryono menjelaskan, sementara ini kabut asap tidak mengganggu jadwal penerbangan. “Terkait operasionalnya tidak ada yang cancel, normal saja,” kata Dedy.

Namun tidak menutupkemungkinan, semakin tebalnya kabut asap tentu dapat mengganggu aktivitas penerbangan. Sesuai dengan aturan penerbangan, ada jarak pandang minimum untuk pesawat yang sedang beroperasi.

Lebih lanjut dijelaskannya, pesawat yang melakukan pendekatan secara visual atau berorientasi pada pandangan mata, ground visibility minimal 3 statute miles atau 4,8 kilometer. “Kalau memang sudah mencapai kondisi minimum, nanti akan kita klaim bahwa Tarakan kondisi berasap dan jarak pandang minimum berkurang, jadi tidak memenuhi syarat untuk penerbangan yang visual,” tuturnya.

Sama halnya dengan pesawat yang menggunakan peralatan atau instrumen. Jarak pandang penerbangan, dengan ground vibility minimal 2.300 meter. “Itu pengukuran dari bawah, akan berbeda dengan pandangan pilot. Misalnya jarak pandang 1.500 pilot masih bisa melihat, kita serahkan ke pilotnya,” ujarnya.

Lantas dari mana asal kabut asap yang menyelimuti langit Tarakan ini? Dari pantaun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan melalui satelit, terdeteksi beberapa titik panas.

Dari peta sebaran titik panas yang terdeteksi di Kalimantan Utara hingga pukul 07.00 WITA pada Jumat pagi, terpantau beberapa titik api yang tersebar di Bulungan, Malinau dan Tana Tidung. Terbanyak di Kabupaten Bulungan dengan 11 titik. Malinau 6 titik dan Tana Tidung 4 titik.

Tarakan semakin terdampak setelah pola angin bertiup dari arah selatan-barat daya. Sehingga kiriman asap mengarah ke Tarakan. “Jadi asapnya mengarah ke kita,” kata William Sinaga selaku Prakirawan BMKG Tarakan.

Tidak hanya pada Jumat, William mengaku kondisi kabut asap juga menyelimuti Tarakan beberapa hari sebelumnya. Namun hanya terlihat pada pagi hari, siang hari sudah hilang karena terpecah oleh angin. 

Sementara untuk tinggi gelombang pada Jumat, BMKG memprediksi masih dalam kondisi aman yakni 0,25 hingga 1 meter dengan kecepatan angin antara 10 knot hingga 25 knot. Namun, William mengingatkan agar tetap berhati-hati dalam berlayar. “Masih tergolong aman, tapi aktivitas perairan harus tetap waspada,” imbaunya.

 Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, mengatakan ,bahwa asap biasanya terjadi karena kebakaran hutan yang dipicu ulah manusia. Dirinya juga mengungkapkan, adanya kabut yang terjadi di Tarakan merupakan kabut kiriman. “Ini mulai lagi se-Indonesia. Yang terjadi ini hanya kabut kiriman saja,” ucapnya.

Melalui hal tersebut, Khairul mengimbau kepada masyarakat agar bertindak lebih hati-hati terutama saat hendak membakar sampah sehingga tidak menyebabkan adanya kebakaran lahan yang dapat mengakibatkan asap. “Kalau sudah pada level parah, saya pikir masyarakat harus pakai masker. Harapan kami kalau ada inisiatif pakai masker, ya alhamdulillah. Mudah-mudahan hujan cepat turun. Kalau asap itu gangguan kesehatannya ke paru-paru, sehingga menyebabkan asma,” imbuhnya.

Kepala BMKG Kelas III Tanjung Harapan Muhammad Sulam Khilmi menjelaskan, kabut asap di Kaltara tak hanya kiriman dari daerah Kalimantan lainnya. “Ya ada dari Kaltara dan dari sekitarnya. Bukan brarti tidak (dari Kaltara). Karena selain dari daerah lain, (Kaltara) di sini juga produksi asap,” ucap Muhammad Sulam Khilmi, Jumat (13/9).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X