Harga Turun, Loh Kok ...Pedagang Ayam Protes

- Sabtu, 14 September 2019 | 08:44 WIB

TANJUNG SELOR – Penurunan harga yang dilakukan peternak (inti) Paguntaka Mitra Sejahtera (PMS) mengundang protes sejumlah pedagang ayam. Khususnya pedagang ayam di Pasar Gusher, Kota Tarakan. Pasalnya, penurunan harga dari inti sangat drastis mulai Rp 20 ribu per kilogram (kg) hingga Rp 23 ribu per kg. 

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kalimantan Utara (Kaltara), Hj. Hasriyani mengatakan, sebenarnya untuk asosiasi inti sudah ada. Pihak asosiasi meminta kepada pemerintah dalam ini Disperindagkop dan UKM untuk memfasilitasi pertemuan, karena sampai saat ini belum ada hasil kesepakatan untuk harga.

“Asosiasi sudah ada, tapi dari pihak PMS tidak ada berkoordinasi kalau harga diturunkan, harusnya sebelum harga diturunkan PMS berkoordinasi terlebih dahulu di internal asosiasi,” kata Hasriyani kepada Radar Kaltara kemarin.

Sejauh ini, sambung Hasriyani, hanya PMS saja yang menurunkan harga, sedangkan inti lainnya masih normal Rp 29 ribu per kg. Penurunan harga itu tentu sangat memengaruhi stabilitas harga pedagang ayam. Terlebih PMS melakukan bazar di dalam Pasar Gusher. “Pedagang minta kepada PMS agar tidak melakukan bazar di dalam Pasar Gusher, karena sangat mengganggu,” bebernya.

Notabene, harga ayam murah. Tentu konsumen akan lebih memilih harga ayam yang lebih murah ketimbang membeli ayam di pedagang dengan harga kisaran Rp 40 ribu per kg hingga Rp 45 ribu per kg. “Kita sudah bertemu dengan pihak PMS, dan dari pertemuan itu PMS menyampaikan bahwa saat ini harga ayam sudah memang sedang over (lebih),” bebernya.

Bahkan saat ini masih tersisa stok ayam kurang lebih 500 ribu ayam. Dan PMS juga tidak dapat memastikan sampai kapan stok itu dapat dihabiskan. Sebenarnya ada beberapa opsi yang ditawarkan, salah satunya bekerja sama dengan Sinar Terang Bersaudara (STB). Sebab, selama ini daging selalu didatangkan dari Surabaya.

“Kalau daging ayam lokal saja masih bisa memenuhi kebutuhan. Kenapa harus mendatangkan dari luar,” bebernya.

Dikatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga sudah mengeluarkan surat edaran (SE), dalam SE itu Kemendag menyarankan agar pemerintah daerah (pemda) melakukan bazar untuk menaikkan harga.

“Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga diarahkan agar membeli ayam, agar dapat menghabiskan stok yang ada,” bebernya.

Untuk SE itu, kata Hasriyani telah ditindak lanjuti ke kabupaten/kota. Selain di Tarakan, hal yang sama juga terjadi di Bulungan. Dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) selalu melempar stok ke Bulungan. “Kita akan langsung respons dengan menutup keran,” bebernya.

Karena jika keran selalu dibuka, maka ayam akan masuk terus ke Bulungan. Akibatnya, harga ayam pun menjadi turun bahkan di kisaran Rp 18 ribu per kg. “Kita langsung respons, sebab kalau kita tidak cepat respons dikhawatirkan masyarakat beranggapan pemerintah diam,” tegasnya. (*/jai/eza)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X