Berbuah 5 Tahun Sekali, Lepiu Diburu Warga

- Jumat, 13 September 2019 | 11:39 WIB

TANA TIDUNG - Buah lepiu merupakan buah asli Kalimantan Utara. Buah musiman yang hanya berbuah sekitar 5 tahun sekali ini menjadi buah langka yang sangat jarang ditemui dipasaran.

Entah dari mana asal-usul nama buah ini diberikan. Tetapi orang tua zaman dulu pernah bercerita bahwa buah ini dinamakan lepiu karena bentuknya yang lonjong dan pipih menyerupai bentuk hati. Oleh Sebab itulah dinamakan lepiu.

Salah satu penjual buah lepiu, Ujang Bain (60) mengatakan buah lepiu memang tergolong buah langka dan merambat karena pohonnya merambat seperti rotan. Tanaman ini biasanya tumbuh subur di pedalaman hutan hulu.

"Buah lepiu ini dia menggantung di pohon yang tinggi dan buah ini akan jatuh dengan sendirinya. Jika sudah jatuh maka di situlah kita pungut. Dalam sehari jika warga sudah masuk ke hutan untuk mencari buah lepiu ini mereka terkadang hanya mendapat buah tersebut sekitar 4-5 kg saja. Sebenarnya pohon lepiu ini sangat banyak, tetapi jarang yang berbuah. Makanya tidak heran harga lepiu ini jika dijual harganya bisa mencapai Rp 200 ribu per kg bahkan lebih," kata Ujang Bain.

Menurutnya di KTT ini yang paling banyak buah lepiu itu berada di Kecamatan Sesayap Hilir tepatnya di Desa Menjelutung. Karena memang sejak dulu hanya di desa tersebut yang banyak buah lepiu. "Kalau di Desa Menjelutung banyak buah lepiu. Kalau di KTT jarang makanya harganya mahal karna buah ini kaya pemilihan presiden, yang berbuah hanya 5 tahun sekali. Apa lagi ini musim buah lepiu tapi harganya mahal, kadang ada yang jual 1 mok dengan harga Rp 50 ribu dan perkilonya beragam ada yang Rp 200 ribu bahkan bisa lebih," ungkapnya.

Pantauan Radar Tarakan di lapangan, daerah Kalimantan Utara saat ini sedang banjir buah baik durian, elai, duku dan banyak lagi. Namun akhir-akhir ini buah lepiu muncul. Buah yang menghipnotis warga ini sedang diburu warga, meski harganya mahal namun warga tetap mencari buah ini. "Kalau buah lepiu jangan ditanya lagi Mas, biar harganya mahal yang penting ada dijual pasti saya beli," kata salah satu warga Desa Tidung Pale kepada media ini, Rabu (11/9).

Ia mengaku kalau buah lepiu ini adalah buah yang langka dan mempunyai rasa yang sangat langka, meski dikenal mahal namun tetap diburu warga. "Kalau di KTT ini jarang ada buah lepiu. Biasanya kalaupun ada itu dari Desa Menjelutung, para penjualpun terkadang menjualnya dengan menggunakan mangkok (mok) dengan harga per moknya Rp 50 ribu. Sedangkan untuk perkilo jarang sekali, karna mendapatkan buah lepiu dengan jumlah banyak itu jarang sekali. Tak jarang ketika ada buah ini langsung ludes," ujarnya.

Terpisah PLT Kepala Dinas Peryanian Pangan dan KehutananSugengh Haryono mengatakan lepiu adalah buah yang berharga cukup mahal sebab buah ini hanya dapat ditemukan di pohon-pohon tinggi yang berada dalam hutan. Buah ini tidak dibudidayakan. Bentuknya seperti jengkol dengan kulit berwarna hitam.

"Biasanya buah ini menempel pada pohon besar dan ketika masak biji-bijinya itulah yang berjatuhan ke tanah. Biji-biji inilah yang disebut buah lepiu. Harganya mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram," kata Sugeng Haryono

Menurutnya, cara mengonsumsi buah ini adalah dengan cara direbus lalu kulitnya dilepas dan langsung dimakan, buah ini sanagat enak dimakan apalagi dengan madu dan juga bisa dimakan biasa saja."Rasa dari buah lepiu ini sama seperti rasa jengkol atau  ubi atau pun biji cempedak. Biasanya buh lepiu direbus untuk dikonsumsi. Warna buahnya kuning pudar. Apalagi dagingnya yang sedikit berminyak ketika direbus. Rasanya lebih seperti ubi manis," ujarnya.

Buah lepiu mempunyai banyak fungsi dan manfaat. Buah Lepiu biasanya diolah sebagai sayuran atau digoreng untuk lauk dan cemilan yang lezat dan sehat bagi anak. "Buah lepiu adalah salah satu sumber karbohidrat yang 3 kali jauh lebih banyak dari biji gandum. Protein yang dikandung buah lepiu melebihi setengah dari kandungan protein pada biji gandum, memberikan energy yakni 165 kk/100 gram," jelas Sugeng.  (*/rko/udn)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB
X