Nyaris Roboh, Proses Belajar Mengajar Sempat Terhenti

- Rabu, 4 September 2019 | 13:25 WIB

TANJUNG SELOR - Jembatan akses utama masyarakat Satuan Pemukiman (SP) 1 Tanjung Buka dengan masyarakat SP 2 dan sekitarnya dalam 3 bulan terakhir kondisinya sangat memperihatinkan. Bahkan dengan kondisi jembatan kayu yang nyaris roboh tersebut membuat aktivitas masyarakat terganggu. Bahkan hingga membuat proses belajar mengajar di sekolah sempat terhenti.

Kepala Desa SP 2 Tanjung Buka, Muhammad Yasin membenarkan perihal kondisi jembatan kayu yang berdiri sejak 2009 tersebut kondisinya kini nyaris roboh.

“Iya memang sudah nyaris roboh. Karena jembatan kayu itu dibuat dari transmigrasi pertama,” ungkapnya belum lama ini.

Bahkan dengan kondisi tengah jembatan yang menjorok ke bawah membuat akses transportasi air di bawahnya juga ikut terganggu. Meski demikian untuk penanganan sementara masyarakat desa setempat telah melakukan perbaikan dengan memasang tiang penyangga di sisi kanan dan kiri dengan kayu bulat.

“Sebelum diperbaiki orang takut lewat di atas, perahu juga tidak bisa lewat di bawahnya. Bahkan proses belajar di sekolah sempat terhenti, karena guru dari Tanjung Selor tidak bisa masuk,” terangnya.

Selain perbaikan sementara, pihaknya juga telah mengajukan proposal perbaikan ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bulungan.

“Kami sudah mengajukan proposal perbaikan jembatan tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum Bulungan. Saya berharap jembatan tersebut segera ada penanganan sebelum benar-benar roboh,”tegasnya.

Terkait usulan perbaikan jembatan permanen atau masih berkonstruksi kayu. Muhammad Yasin mengatakan, semua tergantung keputusan pemerintah. Jika boleh memilih dirinya serta masyarakat setempat tentu menginginkan pembangunan jembatan permanen.

“Kami hanya sekadar mengusulkan, entah nantinya dibangun dengan jembatan kayu lagi atau permanen tergantung pemda,” urainya.

Menurutnya jembatan tersebut adalah akses utama masyarakat transmigrasi menuju Tanjung Selor selain menggunakan akses air. Baik untuk memenuhi kebutuhan harian, menjual hasil pertanian hingga aktivitas lainnya.

“Jika jembatan tersebut putus tentu akan mengganggu akses ekonomi hingga akses pendidikan masyarakat,” terangnya.

Terpisah Minto (35) Warga SP 8 Tanjung Buka yang sehari-hari melalui jembatan tersebut ketika hendak ke Tanjung Selor. Mengaku terganggu dengan kondisi jembatan yang nyaris roboh tersebut.

“Perahu maupun motor kalau mau ke Tanjung Selor lewat wilayah situ. Jadi kondisi sekarang perahu pun sulit lewat di bawahnya karena terhalang jembatan,” katanya.

Menurutnya kondisi jembatan yang nyaris roboh tersebut sudah berjalan selama 3 bulan terakhir.  “Kami berharap kalau ada perbaikan dari pemerintah dibangunkan jembatan permanen sekalian. Atau paling tidak, tiang jembatan dengan bahan beton agar tidak mudah rusak. Mengingat sungai tersebut merupakan wilayah pasang surut,” terangnya. (dsh/udn)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X