NUNUKAN – Operasi patuh dilakukan secara serentak, banyak pengguna kenderaan roda (R2) terjaring akibat berbagai sebab. Terutama tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM). Sehingga harus mendapatkan sanksi melanggar lalu lintas.
Seperti salah seorang pengguna kenderaan R2, Amri yang sempat ditahan karena tidak memiliki SIM saat menggunakan kendaraan. Sehingga ingin melakukan pembuatan SIM, namun memiliki kendala karena material SIM sementara tidak memiliki stok.
“Ada niat untuk membuat SIM tapi tidak ada bahanya, nanti ada operasi pasti ditahan lagi,” kata Amri.
Lanjut dia, untuk melakukan operasi harus menyiapkan solusi, ketika tidak memiliki SIM dapat disiapkan pembuatan SIM secara langsung. Agar memudahkah pemilik kendaraan, setelah nantinya ada operasi tidak bermasalah lagi.
“Jika seperti ini tidak memiliki SIM, jika ada operasi kembali tetap akan melakukan kesalahan yang sama,” ujarnya.
Sementara, Kanit Lantas Polres Nunukan H. Supangat membenarkan, jika untuk saat ini tidak dapat melakukan pembuatan SIM, karena kehabisan bahan material. Sehingga pembuatan SIM akan ditunda untuk beberapa waktu.
“Mungkin tahun depan baru ada materialnya, sehingga tidak melakukan pembuatan SIM dulu,” kata H. Supangat.
Namun hingga saat ini Satlantas Polres Nunukan masih tetap melakukan operasi patuh dilakukan sejak 29 Agustus hingga 10 September 2019 atau selama 14 hari. Seluruh jajaran Satlantas beserta jajaran Polres di seluruh daerah juga melakukan kegiatan yang sama.
Untuk sementara pelaksanaan operasi dipusatkan di Pulau Nunukan, karena sebagai daerah kepulauan, ada juga daerah luar pulau akan dilakukan operasi patuh seperti di daerah Sebatik.
Selama enam hari pelaksanaan operasi patuh, telah melakukan tindakan berupa tilang sebanyak 150 kepada pengguna kendaraan. Dengan operasi ini setidaknya dapat membantu masyarakat untuk menertibkan pelanggar sehingga dampaknya dapat mengurangi angka kecelakaan.
“Harapan kami dengan adanya operasi seperti ini dapat membantu masyarakat menertibkan lalu lintas sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan,” ujarnya.
Sementara pelanggar lalu lintas yang paling banyak, didominasi pengendara roda dua, namun tidak menutup kemungkinan ada juga roda empat tapi mayoritas yang melakukan pelanggaran itu untuk sementara roda dua. (nal/zia)