Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes, mengatakan, bahwa proses pembersihan lahan Juata Laut, menyebabkan terjadinya penurunan tanah menuju jalan lingkungan masyarakat. “Bukan cuma masyarakat, tapi juga kena tanaman, sungai dan sebagainya. Ini persoalan. Memang itu jalan masuknya, cuma sebagian itu belum dibebaskan jadi jalan masuk, tapi efek pembangunan itu yang dipersoalkan,” jelasnya.
Khairul mengaku bahwa pihaknya telah berjumpa dengan masyarakat setempat dan merumuskan beberapa hal. Tidak hanya menyangkut pembangunan TPA. Warga juga meminta BPJS Kesehatan mereka diakomodir dan air bersih dapat mengalir.
Namun, permasalahan drainase akibat pasir, dikatakan Khairul akan dikeruk. Terdapat lahan Pemkot yang juga dibebaskan di Juata Kerikil. Dalam persoalan tersebut, Khairul mengungkapkan tentang adanya lahan Pemkot yang sudah dibebaskan di Kelurahan Juata Kerikil. Usai dilakukan peninjauan lapangan, ternyata terdapat peluang untuk dipindahkan.
“Itu tanahnya datar (Juata Kerikil), tidak bergunung kayak yang di Juata Laut. Karena kalau di sana, khawatirnya terjadi tumpukan sampah dan longsor, jadi berbahaya,” jelasnya.
Kawasan Juata Laut akan dibangun embung sebagai penyedia air baku PDAM di wilayah utara. Sebab menurut Khairul, jika dipaksakan melakukan pembangunan TPA di Juata Laut, maka akan membahayakan masyarakat setempat.
“Saya takut kalau sampah yang menggunung nanti jadi runtuh. Itu semua rumah masyarakat di bawah (Juata Laut), jadi bahaya. Jadi, lahan 45 hektare itu akan dibangun embung untuk penyedia air baku masyarakat Tarakan Utara, itu hasil rapatnya. Ini anggaran pusat, nanti digarap bersama, ditunggu saja,” imbuhnya. (shy/lim)