Tekan Impor Pakan Unggas, Produksi Jagung Ditingkatkan

- Selasa, 3 September 2019 | 10:08 WIB

TANJUNG SELOR – Tingginya tingkat konsumsi unggas di masyarakat yang ada di Kaltara dengan kisaran 4.000–an ekor unggas setiap bulannya memiliki dampak yang cukup besar terhadap pakan unggas.

Pasalnya, pemerintah sejauh ini sampai melakukan aksi impor pakan unggas. Tak lain, lantaran dianggap tak mampu memenuhi tingkat produksinya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pun tak menampik aksi impor pakan unggas. Akan tetapi, sejauh ini upaya dalam menekan aksi impor itu tetap dilakukannya. Dan tidak hanya diam dan pasrah akan kondisinya tersebut.

Kepala DPKP Kaltara, A.M Santiaji Pananrangi mengungkapkan, salah satu cara yang telah dilakukannya yaitu dengan membuka lahan seluas 12 hektare. Lahan itu akan dijadikan tempat menanam pakan unggas jenis jagung.

“Lahan yang dibuka itu ada di Desa Binai, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. Ya, karena sebelumnya dari hasil survei yang dilakukan di lapangan. Area tersebut cocok sebagai penunjang dalam pengembangannya,” ungkapnya kepada Radar Kaltara belum lama ini.

Dikatakannya juga, dengan lahan seluas itu menurutnya itu sudah cukup dalam menekan tingkat impor pakan unggas. Dan mengenai jagung sendiri lantaran dari protein yang ada cukup cocok bagi pertumbuhan unggas itu sendiri.

“Mengapa dipilih jagung? Ya, karena memang jagung ini merupakan pakan unggas yang memang memiliki protein yang baik bagi unggas,” ujar pria yang akrab disapa Andi ini.

Sejauh ini pun pihaknya memastikan dalam upaya menyukseskan program pakan unggas itu sendiri. Di mana dengan melibatkan masyarakat setempat sendiri yang menanamnya. Termasuk dalam menjaga jagung itu sendiri agar dapat tumbuh kembang dengan baik.

“Sistem mempekerjakan masyarakat setempat ini memang menjadi pola yang cukup efektif. Tak lain, karena nanti dari mereka yang mengelola dan akan menikmati hasilnya,” tuturnya.

Hanya, tambahnya, soal bibit jagung pakan memang dibawakan dari luar daerah. Tujuannya, agar bibit jagung itu dapat berkembang dengan baik juga nantinya. “Kita ingin maksimal, itulah mengapa membawakan bibit dari luar daerah,” bebernya.

Di sisi lain, pihaknya berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan DPKP. Maka, ke depannya ditargetkan tidak ada lagi istilah impor pakan unggas. Meski, dalam prosesnya terbilang cukup panjang. Hanya, angan itu diharapkan dapat terealisasi maksimal nantinya. “Cakupannya ini tak hanya sekadar daerah di Bulungan, tapi secara keseluruhan,” jelasnya.

Sebelumnya dibenarkan oleh Herri Komala salah satu perwakilan perusahaan unggas yang menerangkan bahwa tingkat konsumsi unggas cukup tinggi. Yakni sudah tiga kali lipat peningkatannya seiring dengan perkembangan daerah ini. Biasanya, per bulan 600-700 ekor, sekarang mencapi 4000-an ekor. Hanya, data ini untuk se-Kaltara.

“Kita perlu untuk terus mengembangkan, saat ini jika yang paling besar di Tarakan dan Nunukan, untuk Tanjung Selor, Bulungan akan diperiksa sama saja,” pungkasnya. (omg/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X