Mengenal Manager PT PLN (Persero) UPDK Tarakan Heni Setya Handoko

- Jumat, 30 Agustus 2019 | 10:03 WIB

Di era milenial ini, kelistrikan sangat berpengaruh dalam setiap langkah aktivitas. Padam 5 menit saja, dapat memicu reaksi. Mulai dari lingkungan sekolah, karyawan kantor, pelaku usaha, hingga mak-mak. Ini menjadi tantangan petugas PLN. Tak mengenal siang, malam, panas, hujan. Yang penting listrik segera menyala. Ini pula menjadi tugas seorang pemimpin. 

LISAWAN YOSEPH LOBO

Di ruangan yang luasnya sekira 3 x 3 meter, dengan furnitur dominan berwarna cokelat terkonsep sedemikian rupa. Kursi-kursi tamu pun ditata dengan rapi.

Dalam ruangan, terlihat pula Heni Setya Handoko yang tengah fokus memelototi laptop di meja kerjanya. Pria yang memakai kemeja batik ini merupakan Manager PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Pengendalian Pembangkit (UPDK) Tarakan.

Jika Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) menangani distribusi pelayanan dan pelanggan PLN. UPDK ini lingkupnya di mesin pembangkit.

Rupanya pria kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah tepatnya pada 24 Mei 1971 ini, mulai terjun di dunia kelistrikan sejak 24 tahun silam. Lebih banyak pula berkecimpung dengan mesin pembangkit.

Sebenarnya pria yang akrab disapa Heni ini sudah beberapa kali berdinas di Kota Tarakan. 2019 ini, kali ketiganya dinas di Tarakan. Sebelum dimutasi ke Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2016 lalu, ia menjabat sebagai General Manager Teknik PT PLN Tarakan kurang lebih 8 tahun.

“Dari Tarakan dimutasi ke NTT, selama 3 tahun 3 bulan. Di NTT juga mengelola pembangkit, termasuk sebagian Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Rote dan Pulau Sabu. Kemudian 2019 ini, kembali lagi bertugas di Tarakan,” ucapnya mengawali cerita.

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, ia mengaku pelayanan kelistrikan di Tarakan kini lebih maju. Selain Tarakan, hampir seluruh Provinsi Kalimantan Utara, termasuk Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dijangkau.

Sekarang ini, program kerja yang diseriusi adalah mendatangkan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), yang dapat menghasilkan daya sebesar 36 Mega Watt (MW). Yang dilakukan secara bertahap. Inipun sebagai bentuk upaya dari PLN Tarakan dalam meningkatkan keandalan listrik di Bumi Paguntaka untuk saat ini maupun ke depannya.

“Jadi lingkup unitnya lebih luas. Sekarang PLN ada proyek menambah daya. Tahap pertama di 2019 ini sebesar 18 MW, dan tahap kedua mungkin tahun depan sebesar 18 MW lagi. Jadi totalnya ada 36 MW,” bebernya.

Puluhan tahun berkecimpung di dunia kelistrikan, tantangan terberat adalah harus mampu memenuhi ekspektasi masyarakat, dengan kondisi pembangkit yang ada.

Disadarinya pelayanan kelistrikan ini, salah satu faktor pendorong pertumbuhan dan pembangunan daerah.

“Jadi ini menjadi tanggung jawab kami untuk terus dan terus memberikan pelayanan yang lebih baik. Di Kupang saya juga mengelola transmisi dan gardu induk, tapi kita juga harus mengerti pengelolaan di sisi kelistrikan. Jadi kita harus menguasai semuanya, baik mesin pembangkit maupun listrik,” lanjutnya.

Stand by selama 24 jam, tak lepas dari monitor handy talky atau yang lebih dikenal dengan sebutan HT. Pelayanan yang diberikan pun tidak mengenal tanggal merah, siang, malam, hujan maupun panas. Inilah risiko dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X