Hingga Agustus, 8 Korban DBD Meninggal

- Kamis, 29 Agustus 2019 | 10:10 WIB

NUNUKAN – Periode Januari hingga Agustus, Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan sudah mencatat setidaknya sudah ada 8 orang korban, penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang meninggal dunia. Angka tersebut terbilang sangat meningkat dibandingkan tahun 2018 lalu di mana Dinkes Nunukan mencatat tidak ada satu pun penderita DBD yang meninggal dunia pada tahun lalu.

Kepala Seksi (Kasi) Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) Dinkes Nunukan Aris Suyono mengatakan, dari periode Januari hingga Agustus ini, Dinkes Nunukan sudah menyatakan kasus DBD menjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) sebanyak 3 kali. Tepatnya bulan Februari, Maret dan Juli lalu, kasus DBD yang terjadi di Nunukan berstatus KLB.

“Ya, karena angka kasusnya mencapai ratusan pada bulan tersebut. Puncaknya terjadi di Februari dan Juli jumlahnya paling tinggi. Angka kasusnya mencapai ratusan,” ungkap Aris.

Atas status KLB tersebut, setidaknya ada 8 korban yang meninggal karena DBD. Di Desa Mansalong Kecamatan Lumbis terdapat 4 orang korban. Kemudian 1 orang korban dari warga Desa Pembeliangan Kecamatan Sebuku. Selebihnya 3 orang, warga Kecamatan Nunukan.

Aris pun menjelaskan faktor penyebab tingginya angka penderita DBD hingga terjadinya korban meninggal di antaranya faktor lingkungan sekitar yang mendukung untuk penularan. Inilah menjadi salah satu faktor meningkatnya kasus DBD. Bahkan, daerah yang paling beresiko adalah Nunukan sendiri.

Sebab di Nunukan masyarakat banyak menampung air, kemudian menjadi daerah transit. Itu memungkinkan banyak terjadinya penularan. “Jadi seperti ada perantarannya. Contohnya ada orang yang terjangkit, kemudian orang ini digigit nyamuk, nyamuk ini bisa saja menularkan ke masyarakat kita, apalagi faktor lingkungan mendukung. Memang notabene penularan BDB ini melalui nyamuk,” jelas Aris. 

Sementara itu, di wilayah seperti pedesaan juga punya faktor penyebab, seperti kasus di Desa Mansalong. Seseorang didiagnosa positif DBD yang dideteksi oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) desa. Sementara telah didiagnosa, pasien dirawat inap karena hari pertama terdeteksi keadaan masih terbilang aman akhirnya sementara dirawat jalan. Kemudian hasil diagnosa dikirim ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Malinau untuk kepastian diagnosa.

Terkadang hasil laporan diagnosa dari Malinau membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sementara puskesmas juga menunggu laporan. Belum lagi informasi diagnosis sampai ke Puskesmas, pasien yang terdeteksi sebelumnya sudah lebih dulu meninggal dunia.

“Ya, pasien hanya dirawat jalan. Lewat dari 3 hari, pasien bisa saja sudah dalam keadaan tidak fit lagi. Belum lagi waktu menempuh RSUD di Malinau untuk di rujuk tidak sebentar. Faktor-faktor demikian bisa memicu korban meninggal DBD,” jelasnya Lagi.

Kendati begitu, Aris memastikan permasalahan tersebut sudah dievaluasi dan pasien-pasien sudah cepat tertangani. Saat ini, pihaknya hanya berharap pada pencegahan. Tren musiman BDB setahun terjadi 4 kali dalam setahun. Ada 4 jumlah bulan puncak DBD yakni Februari, Mei, Juli dan oktober. Masyarakat pun diminta untuk melakukan pencegahan saat akan menghadapi bulan-bulan tersebut.

Mengatasi permasalahan DBD, pihaknya meminta masyarakat untuk secara aktif melakukan 3M Plus. Dimana harus melakukan penguburan kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara tratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.

Sementara Plus yang dimaksudkannya adalah, melakukan segala bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk sejenis abate pada tempat penampungan air khususnya yang sulit dibersihkan ataupun menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa saja menjadi tempat hinggap nyamuk. (raw/fly)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X