MIRISNYA..!! PDAM di Kota Ini Krisis Air Dua Kali Setahun

- Senin, 26 Agustus 2019 | 12:03 WIB

Pelanggan  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam ikut “gigit jari”. Belakangan ini aliran air bersih dari PDAM kembali tersendat, bahkan hingga berhari-hari. Maklum musim kemarau, persediaan air baku di embung pun terancam kering dan tidak mengalir.

 

---

 

ALIRAN air bersih PDAM tersendat, membuat pelanggannya merasa “galau” tidak karuan. Seperti yang dirasakan Rika Setyawati, warga RT 08, Kelurahan Pamusian, Tarakan Tengah.

Wanita berusia 33 tahun ini mengaku, pertengahan Agustus ini rumahnya sama sekali tidak dialiri air bersih selama seminggu. Tentu ini pun membuatnya bingung. Mulai dari kebutuhan air bersih untuk masak, mencuci dan mandi.

“Lupa ya tanggal berapa, pokoknya pertengahan bulan ini pernah tidak mengalir selama seminggu. Sekarang sudah mengalir, tapi malam saja mengalir sudah mau semingguan juga,” terangnya kepada Radar Tarakan, pekan lalu.

Selama seminggu itu pun ia mengandalkan air galon untuk kebutuhan mandi dan masak. Sedangkan untuk mencuci, terpaksa ia menggunakan jasa laundry, bahkan nebeng ke rumah rekannya yang berlimpah air. “Pakai galon aja. Karena kan ini juga masih rumah sewa, tidak ada profil penampungan juga. Masak dan mandi pakai air galon, mencuci juga kadang ke rumah teman yang airnya mengalir,” bebernya.

Di akhir Agustus pun kembali ia rasakan krisis air. Sekarang ini air mengalir hanya saat malam hari, tepatnya sekitar pukul 22.00 WITA. Itupun aliran airnya sangat kecil. Kondisi ini membuatnya harus terjaga tengah malam untuk menampung air. “Enggak tahu sampai jam berapa. Tapi setelah bak terisi, saya langsung tinggal tidur. Tapi pas bangun subuh, itu sudah enggak mengalir lagi,” bebernya.

Ini kali kedua ia merasakan krisis air dalam setahun. Namun tidak separah bulan ini. “Pernah juga krisis (Februari) tapi sebetulnya daerah Ladang jarang krisis air. Mungkin karena kemaraunya parah makanya tidak mengalir. Kalau tersendat begini, biasa tagihannya juga ikut turun. Biasanya kita bayar Rp 50 ribu, tapi kalau beberapa hari tidak mengalir jadinya Rp 30 ribu,” bebernya.

Dia pun berharap pemerintah kota dapat menemukan solusi untuk permasalahan krisis air ini. Pasalnya setiap tahun, saat musim kemarau, aliran air tersendat dengan alasan embung mengalami kekeringan.

“Kalau embung kan hanya mengandalkan hujan. Kalau hujan airnya banyak, giliran kemarau ikut kekeringan juga. Otomatis kita yang ikut susah. Kita berharapnya ada inovasi baru, mungkin dengan mencari mata air baru, atau memanfaatkan air laut. Jadi pas kemarau kita tidak pusing,” harapnya.

Sementara itu, Shinta (25) warga RT 01, Kelurahan Gunung Lingkas, juga sempat merasakan krisis air. Ia mengaku aliran air PDAM pernah tidak mengalir di daerahnya selama 1 hari penuh. Namun setelah itu, aliran air kembali normal seperti biasanya. “Sekali aja tidak mengalir, itu satu hari. Tapi setelah itu lancar aja, airnya juga bersih,” katanya.

Sedangkan untuk tagihan per bulan, ia mengatakan tergantung dari pemakaian. Biasanya Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per bulannya.

“Tergantung pemakaian juga, tidak menentu. Tapi enggak tahu ya apakah akan berkurang, karena pernah tidak mengalir,” tukasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X