Paling Banyak Dikunjungi Turis Australia

- Senin, 26 Agustus 2019 | 11:29 WIB

TARAKAN - Demi menghidupkan kisah sejarah perang dunia dan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan Jepang di Kota Tarakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan pun mendirikan sebuah Museum Sejarah Perang Dunia II dan Perminyakan di Kampung Empat Tarakan Timur. Museum itu pun mendapat antusias dari turis mancanegara.

Sepintas, kedua museum tersebut  memiliki desain yang mirip. Dicat berwarna putih, bangunannya mengikuti gaya arsitektur bangunan zaman dulu. Tampak depan, sejumlah tiang besar berdiri kokoh menopang bangunan.

Museum tersebut dibangun untuk mengenang sejarah yang pernah terjadi di Tarakan. Seperti diketahui, Tarakan pernah menjadi arena pertempuran tentara Jepang, Belanda dan Australia untuk bisa menguasai minyak bumi berlimpah di masa Perang Dunia II (1939-1945). Sementara untuk kegiatan eksploitasi minyak bumi lebih dulu dilakukan sejak tahun 1800-an.

Untuk sejarah Perang Dunia II, sesuai namanya, di dalam museum berisikan informasi dan koleksi benda-benda peninggalan perang. Seperti uang zaman dulu, seragam tentara, senjata, baik senjata tajam maupun senjata api, dan masih banyak lagi. 

Sementara di dalam Museum Sejarah Perminyakan, bisa dijumpai koleksi barang-barang yang dahulu digunakan untuk kegiatan penambangan minyak bumi. Seperti miniatur pompa angguk, alat pemadam tempo dulu yang dilengkapi dua roda, dan lain-lain. Diperkirakan ada puluhan koleksi benda sejarah dari kedua museum tersebut, yang diperoleh dari berbagai sumber maupun perusahaan minyak yang beroperasi di Tarakan.

“Tidak bisa disebut 60 (koleksi) itu sedikit, itu banyak sekali. Yang penting kita bisa mengembangkan cerita itu,” ujar Kepala Unit Pelasana Teknis (UPT) Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tarakan Titik Sudarwati, Sabtu (24/8).

Hadirnya museum menjadi salah satu destinasi unggulan Pemkot Tarakan. Sudah cukup banyak wisatawan yang berkunjung ke museum, baik lokal hingga mancanegara. Sejumlah turis yang pernah datang seperti dari Filiphina, Malaysia, Singapura, dan lain-lain.

“Yang paling banyak Australia. Karena Australia punya kedekatan khusus. Dia kan pernah perang di sini (Tarakan),” sambung Titik menyebut wisatawan mancanegara yang pernah mengunjungi museum.

Dampak positifnya cukup terasa. Di antaranya, sejak resmi dibuka untuk pengunjung pada 2018, museum-museum tersebut mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD).

Tahun lalu, Museum Sejarah Perang Dunia II dan Perminyakan hampir mencapai target. Pemkot Tarakan menarik retribusi masuk Rp 2 ribu untuk anak-anak, Rp 5 ribu untuk dewasa, dan Rp 15 ribu untuk wisatawan asing.

“Tahun lalu Rp 200 juta, tercapai sekitar 70 persen. (tahun ini) mungkin kurang lebih segitu (target PAD),” beber Titik.

Bukan itu saja, Museum Perang Dunia II dan Perminyakan juga mampu mendatangkan bantuan dari pemerintah pusat untuk membiayai operasional museum. Sehingga tidak lagi bergantung sepenuhnya pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Tarakan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menggelontarkan bantuan operasional (BOP) permuseuman untuk kedua museum tersebut melalui dana alokasi khusus (DAK) non-fisik sebesar Rp 450 juta di tahun 2019. 

Musem tersebut teregistrasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai 1 dari 111 museum se-Indonesia yang mendapatkan BOP dari DAK. Bahkan peluang mendapatkan setiap tahun.

“Jadi se-Indonesia itu mendapat 111 museum, salah satunya Tarakan. Kita acungkan jempol, ada daerah-daerah lain yang belum dapat. Karena Tarakan ini unik, se-Indonesia yang punya sejarah Perang Dunia II adalah Tarakan, awal pertama masuknya penjajahan Jepang, awalnya kan Tarakan, tertarik dia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan),” tambah Kepala Seksi (Kasi) Cagar Budaya dan Permuseuman UPT Museum Disdikbud Tarakan Suwandi.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X