SEMAKIN ke sini, tidak sedikit makanan kekinian dengan tampilan menawan berhasil menyita perhatian dan menggugah selera. Tidak hanya tempat dan restorannya yang ditata dengan konsep sedemikian rupa. Tapi menu modern pun bermunculan, sekalipun makanan dari luar negara.
Lantas bagaimana dengan masakan nusantara? Rupanya makanan khas Indonesia ini tidak kalah enaknya disajikan dengan masakan modern. Meski mempertahankan keaslian rasanya, tapi tampilannya pun didandani sedemikian rupa. Hidangan yang dimodifikasi, tampilannya tak kalah modern dengan makanan kekinian.
Nah, tuntutan tren masa kini pun membuat pegiat kuliner, termasuk juru masak berpikir kreatif dalam menjajakan hidangannya. Tampilannya pun lebih modern dan menggugah selera.
Seperti yang dilakukan Chef Food Update Cafe and Resto. Saat ditemui tim Radar Tarakan di Jalan Kusuma Bangsa, Chef Purwanto mengatakan sampai kapan pun dunia kuliner terus berkembang. Bila tidak mengikuti tren kuliner, bisa saja masakan tradisional terlupakan dengan bermunculannya menu baru lebih modern. “Kita harus berkreasi, modifikasi masakan khas nusantara supaya tampilannya lebih modern,” katanya.
Misalnya saja nasi goreng. Nah, nasi goreng ini paling banyak ditemukan saat malam hari di pinggir jalan. Nyatanya, meski sudah ada sejak zaman baheula menu ini tetap primadona.
Chef kelahiran Pemalang 15 Oktober 1989 ini mengatakan nasi goreng yang diolahnya ini terbilang nasi goreng “kampung”. Ya, hanya menggunakan kecap. Agar dapat bersaing dengan menu modern, dipadukannya dengan chicken katsu. Cita rasanya pun semakin berbeda dengan penggunaan minyak bawang, racikan kafe ini.
Selain nasi goreng, nasi putihnya pun semakin endul dengan sentuhan sambal parape, khas Sulawesi Selatan ini. Rasanya manis, cocok disandingkan dengan sambal matah dalam balutan nasi cumi hitam.
“Kita modifikasi tampilannya lagi. Jadi nasi cumi hitam ini ada sambal matahnya dan parape. Parape ini sambal sehat, karena tanpa garam dan micin,” tukasnya. (*/one/fly)
