Heart of Borneo Dorong Ekowisata Terwujud

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 09:47 WIB

TARAKAN - Program Heart of Borneo (HOB) merupakan kerja sama antara tiga negara yang ada di Pulau Kalimantan yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Tujuannya untuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di hutan hujan tropis Kalimantan untuk kepentingan orang-orang untuk generasi saat ini dan selanjutnya.

Dalam rapat koordinasi HOB tahun 2019 Sekretaris Bappeda Kaltara Iskandar Alwi mengatakan, ketiga negara saat ini sedang berusaha bersama-sama meningkatkan pariwisata yang ramah lingkungan di jantung Pulau Kalimantan.

“Sejak tahun 2007 HOB dideklarasikan oleh tiga negara di Pulau Kalimantan, saat ini bersama-sama sedang mengembangkan ekowisata yang ramah lingkungan, di mana ekowisata ini tidak mengancam keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya,” ujarnya.

Kerja sama tiga negara ini dinilai penting dalam pengembangan ekowisata. “Dari 16,8 juta hektare hutan hujan tropis, 5,1 juta hektare ada di Kaltara, artinya ada 22 persen hutan hujan tropis yang bisa kami kembangkan menjadi ekowisata, namun tetap menjaganya untuk generasi sekarang dan yang akan datang,” ucapnya.

Ada 5 program utama yang dijalankan oleh ketiga negara dalam program HOB ini, di antaranya pengelolaan lintas batas negara, pengelolaan kawasan lindung, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, pengembangan ekowisata dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini.

“HOB ini sendiri menitikberatkan antara pembangunan dan konservasi harus berjalan seimbang dan selaras,” ujarnya.

Terpisah Koordinasi HOB Kaltara Jufri mengatakan, HOB merupakan inisiasi tiga negara yang ada di Pulau Kalimantan, berupaya untuk mengamankan kawasan  hutan hujan tropis tetap terjaga.

“Hutan kita masih bagus dan asli, ketiga negara berusaha menjaganya agar keanekaragaman hayati dan ekosistem di dalamnya flora maupun fauna tetap terjaga,” ucapnya.

Dirinya mengungkapkan, hutan hujan tropis di Kaltara  seluas 5,1 juta hektare berada di tiga wilayah, yakni Bulungan, Malinau dan Nunukan. “Kita perlu infrastruktur pembangunan seperti jalan untuk membuka isolasi menuju hutan hujan tropis, sehingga pengembangan ekowisata di kawasan tersebut lebih mudah, bila infrastruktur ini dapat dipenuhi rencana pengembangan ekowisata lintas negara bisa kita wujudkan,” ucapnya.

Terkait pengembangan program di kawasan hutan hujan tropis, pihaknya mengharapkan peran serta LSM yang ada di Kaltara, mengingat saat ini sudah ada pendonor yang siap memberikan bantuan. “Ada pendonor yang bekerja di bidang ini seperti World Wide Fund for Nature (WWF) Tropical Forest Conservation Action (TFCA) yang bisa memberikan bantuan. Kita bisa menjadi benang merah memfasilitasinya, asalkan proposal yang diajukan tersebut benar-benar untuk kawasan hutan hujan tropis terutama pengembangan ekowisata,”  imbuhnya. (jnr/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X