26 Tahun Dibentuk, Desa Gunung Sari Baru Akan ‘Merdeka’ Air Bersih

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 11:32 WIB

Merupakan salah satu desa di Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Desa Gunung Sari dibentuk sejak sekitar 26 tahun lalu. Kawasan ini masih lebih dikenal sebagai daerah transmigrasi Kalimantan yang banyak dihuni masyarakat perantauan. Namun sejak puluhan tahun itu, diketahui baru tahun ini akan merasakan namanya ‘merdeka’ air bersih. Lalu seperti apakah antusias warga dalam mendukung pembangunan sarana air bersih itu? Berikut ulasannya.

RACHMAD RHOMADHANI

KERINGAT yang bercucuran di tubuh, menjadi bukti akan antusiasnya warga di Desa Gunung Sari dibantu dengan beberapa personel TNI AD dalam mendukung pembangunan sarana air bersih. Ya, mereka dengan menggunakan peralatan seadanya bahkan terbilang manual mulai dari parang, arit dan cangkul. Diketahui, sejak pagi hari hingga menjelang siang seolah tak ada henti–hentinya membabat pohon dan rumput liar.

Dibabatnya pohon dan rumput liar lantaran kawasan itu nantinya akan dibangun bak penampungan air bersih. Sehingga mereka pun tak lama lagi dipastikan akan menikmati air bersih.

Pewarta pun saat di lokasi secara langsung pun merasakan akan tingginya antusias masyarakat bersama TNI terhadap pembangunan sarana air bersih itu. Anak–anak, remaja, dewasa bahkan orang tua pun terlibat secara langsung dalam giat membuka kawasan pembangunan bak penampungan itu. Alhasil, kurang dari 4 jam proses gotong royong itu berakhir, terlihat sudah membuahkan hasil yang maksimal. Di mana, lahan hibah yang akan digunakan untuk pembangunan bak penampungan pun terlihat.

Suprianto selaku ketua Satuan Pelaksana (Satlak) pembangunan sarana air bersih pun mengakui akan tingginya antusias masyarakat setempat dalam mendukung program yang masuk dalam program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) tersebut.

“Tadi dari pukul 08.00 Wita dimulainya. Dan karena banyaknya warga yang membantu. Sehingga lahan yang akan digunakan dengan luasan 10 x 20 meter ini cepat bersihnya,” ungkapnya kepada pewarta Radar Kaltara.

Dan, lanjutnya, pasca proses pembukaan lahan ini usai, akan dilakukan proses penggalian tanah hingga kedalaman 1 meter. “Nantinya ini untuk desainnya kedalaman satu meter dan ke atas 1,5 meter. Artinya, tinggi baknya secara keseluruhan 2,5 meter. Dan untuk luasan 7 x 7 meter,” jelasnya secara rinci.

Pihaknya pun menargetkan bahwa di tahun ini pembangunan bak penampungan air bersih itu akan rampung. Ini mengingat begitu antusiasnya masyarakat dalam membantu pembangunan sarana air bersih itu sendiri. “Ya, nanti dari awal sampai akhir pekerjaan semua akan melibatkan warga setempat. Kami yakini itu semua akan membuahkan hasil yang baik. Ini seperti yang dapat terlihat dalam proses pembukaan lahan pembangunan saat ini,” tuturnya.

Terpisah, Sekretaris Desa (Sekdes) Gunung Sari, Sutrisno mengatakan, mengenai pembangunan sarana air bersih di desanya memang menjadi dambaan dan penantian panjang. Bagaimana tidak? sekalipun keberadaan Desa Gunung Sari tak jauh dari pusat kota bahkan saat ini daerah itu pun masuk dalam wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), akan tetapi sejak berdiri 26 tahun silam, bicara sarana kebutuhan air bersih bagi 456 Kepala Keluarga (KK) di sana tak kunjung terealisasi.

Alhamdulillah, melalui progam Pamsimas ini diharapkan itu dapat benar menjawab semua keinginan atau harapan warga di sini dalam kebutuhan air bersih itu,” katanya.

Lanjutnya, masalah air bersih di desanya itu menurutnya sudah masuk dalam kategori kritis. Ya, karena memang belum pernah tersentuh progam air bersih. Meski, sejauh ini acap kali ada perencanaan namun tak kunjung terwujudkan. “Di sini untuk Intake dan pipanya ada. Tapi, itu tak kunjung mendistribusikan air bersih. Dan setelah perjuangan keras di 2018 lalu, akhirnya program Pamsimas itu masuk. Hingga di bulan ini perencanaan pembangunan dilaksanakan,” jelasnya.

Ditanya apakah nantinya dapat mendistribusikan 100 persen ke warganya? Trisno sapaan akrabnya mengatakan bahwa harapannya tentu 100 persen. Namun, di tahap awal ini karena memang melihat kemampuan anggaran yang ada hanya sekitar Rp 300 juta baik itu dari APBN dan APBDes, maka setidaknya di lima lingkungan dahulu.

“Lima lingkungan itu setidaknya mencakup 200 KK dari total 456 KK. Ini sudah luar biasa,” ujarnya seraya menyebutkan lingkungan itu terdiri dari  RT 5, RT 6, RT 7 RT 8 dan RT 9.

Dikatakannya juga, sejauh ini bilamana air bersih tak ada, masyarakat terkadang hanya mengandalkan air hujan dan membuka sumur bor. “Tapi, untuk MCK kami andalkan air sungai di desa ini. Dan kalau sudah kemarau panjang hingga terjadi kebakaran beberapa waktu lalu. Maka, itu menjadi problematika kami di sini,” jelasnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Karhutla di Tarakan Jadi Kajian Pusat

Selasa, 30 April 2024 | 17:10 WIB

Setahun, Jumlah Penduduk Tarakan Bertambah 5.100

Minggu, 28 April 2024 | 13:15 WIB

Pertamina Buka Peluang Bangun SPBU Nelayan di KTT

Minggu, 28 April 2024 | 10:50 WIB

Tahun Ini, KTT Tak Dapat Alokasi PTSL

Minggu, 28 April 2024 | 09:40 WIB

Pelayanan Pelabuhan di Tarakan Disoroti

Sabtu, 27 April 2024 | 08:55 WIB
X