Penderita HIV menurun

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 11:23 WIB

NUNUKAN – Periode Januari-Agustus 2019, jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) mengalami penurunan dibanding tahun 2018 lalu. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan, tahun ini, pihaknya mencatat setidaknya ada 14 orang penderita HIV, sementara tahun 2018 lalu, selama setahun penuh, tercatat ada 33 orang penderita.

Itu diungkakan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Nunukan, Sabaruddin. Diungkapkannya, meski saat ini jumlah penderitanya menurun, pihaknya justru mewaspadai kondisi ini pasalnya, penderita sulit terdeteksi. Penderitanya tidak terlihat secara kasat mata karena tetap nampak sehat seperti orang pada umumnya.

“Walaupun jumlah penderitanya menurun, tidaklah menunjukkan keberhasilan dalam penanganan, bisa saja penyebarannya tidak terdeteksi. Dari sisi program saja, kita lebih banyak temukan kasus. HIV ini seperti fenomena gunung es,” ungkap Sabaruddin.

Dari sebanyak 14 orang penderita tersebut, adalah data yang baru ditemukan pihak Dinkes Nunukan. Dan yang mengikuti pengobatan hanya 3 orang saja. Selebihnya, Dinkes Nunukan masih terus melakukan pencarian apakah penderita ini berpindah tempat atau seperti apa.

“Ya, karena biasa mereka malu untuk datang lagi berobat. Dan terkadang tiba-tiba saja menghilang. Padahal mungkin saja ada di Nunukan. Tapi kita tidak deteksi lagi keberadaanya,” tambah Sabaruddin.

Sejauh ini, Dinkes Nunukan terus mengajak sejumlah penderita melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan juga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan untuk orang-perorang yang merasa punya prilaku berisiko tersebut untuk segera datang berobat.

“Jangan malu, karena jika kita temukan lebih awal, justru itu lebih baik bagi orang yang positif punya virus tersebut. Jadi kita bisa ikutkan pengobatan, kalau misalkan dia diobat, itu nanti menghindari jatuh ke arah HIV,” kata Sabaruddin.

“Jadi pengobatan anti virus, di mana intinya menekan perkembangan adanya virus, sampai dengan virus itu tidak aktif. Meskipun virus tidak hilang, tapi virus tidak punya kemampuan untuk lakukan penularan ke orang lain jika melakukan hubungan intim. Pengobatan pun diberikan gratis,” tambahnya lagi.

Dijelaskannya, masa inkubasi dan perkembangan virus HIV dalam tubuh yang terjangkit cukup lama, mulai satu hingga tiga tahun. Saat itu, seseorang dengan HIV tidak akan nampak seperti orang yang sedang sakit, baru setelah masa inkubasi akan muncul gejala penyakit yang diakibatkan oleh virus tersebut.

“Saat seperti itu yang paling rawan. Seseorang bisa saja menularkan virusnya kepada orang lain melalui hubungan seks dan kebiasaan tidak baik, seperti berganti-ganti pasangan, berganti jarum suntik dan perilaku menyimpang lainnya,” jelasnya.

Untuk itu, dirinya pun mengingatkan kepada masyarakat agar menghindari pola hidup yang menyimpang. “Biasanya, penderita yang tahu dirinya terkena HIV cenderung frustasi. Kondisi ini bisa saja menjadi alasan mereka sengaja menularkan kepada orang lain,” beber Sabaruddin. (raw/udn)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X