TARAKAN – Daerah RT 65, Kelurahan Karang Anyar, termasuk wilayah rawan banjir. Setiap hujan lebat, beberapa titik jalan kerap digenangi luapan air drainase. Maklum drainase dipenuhi gundukan pasir, aliran air pun tidak lancar.
Bahkan di musim kemarau ini, luapan air drainase pun tetap menggenangi badan jalan, di gang kecil.
“Drainase di Jalan Celebes juga, itu kan tinggi parit dan jalan sama. Belum lagi ditumbuhi rumput, drainasenya dipenuhi pasir jadi airnya tidak los (mengalir),” ucap Siti Khoriah selaku Ketua RT 65.
Beberapa kali dari warga setempat inisiatif mengeruk drainase di depan rumah masing-masing. Namun apa daya, pasir dari badan jalan kembali turun dan mengendap di drainase. Minimnya peremajaan drainase pun akhirnya memperparah kondisinya.
Kerap digenangi air, mempercepat kerusakan badan jalan. Tidak heran, beberapa titik jalan di lingkungan RT 65 ini konstruksi semenisasinya hancur dan berlubang. Termasuk Jalan Teratai. Sepanjang 50 meter, kondisi badan jalannya berlubang dan kerap digenangi air.
“Kalau banjir (musim hujan) sampai di lutut, masuk rumah warga. Jalan sering digenangi air, jadi cepat rusak juga,” lanjutnya.
Perihal kerusakan Jalan Teratai, sering diusulkannya perbaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (musrenbang). Namun apa daya, usulan perbaikan pun tak kunjung terealisasi.
Meski demikian, ia kerap mengajak warganya merawat lingkungan dengan cara kerja bakti bersama.
Hanya saja ia mengupayakan dengan melakukan kerja bakti membersihkan drainase. Ia pun berharap agar ke depannya pemerintah dapat mempertimbangkan pembangunan di lingkungannya. Paling tidak Jalan Teratai ini segera ditindak lanjuti.
“Warga selalu sampaikan, bagaimana ini banjir. Tapi sebegai RT saya tidak bisa apa-apa selain kerja bakti. Pemerintah harus memperhatikan bagaimana keadaannya. Jalan Teratai juga sudah parah, kalau jalan berlubang pemerintah harus perhatikan,” harapnya. (*/one/udn)
