Krisis Air Makin Dekat, Diprediksi Sisa 4 Hari

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 10:31 WIB

TARAKAN – Air baku pada Embung Binalatung atau Kampung Satu Skip menipis. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam dibuat pusing agar pelayanan air bersih tetap berjalan.

Distribusi pun dilakukan bergilir. Pada fasilitas tersebut, PDAM telah merampungkan perbaikan pompa baru. Walau demikian, ia mengakui adanya kekurangan air yang disuplai ke pelanggan.

"Saat ini air kembali berjalan normal di wilayah yang tersuplai air dari Embung Kampung Satu. Tapi kami memohon maaf karena air tidak dapat mengalir dengan intesitas normal karena menipisnya sumber air baku pada Embung Binalatung,"  ujar Plt Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Alam Sudarto saat dikonfirmasi, (20/8).

Pihaknya memprediksi, jika tidak turun hujan maka aliran air hanya mampu bertahan selama 4 hari. PDAM berharap masyarakat memaklumi.

"Kondisi terakhir pinggiran embung sudah mengering dan saat ini kami hanya mengandalkan sedikit air yang berada pada pertengahan embung. Tentu kami berharap adanya hujan, karena kami memprediksi hanya bisa bertahan 4 hari kalau hujan tidak turun," tukasnya.

Aliran air yang keruh yang terdistribusi ke pelanggan, kata dia, lumpur yang tersedot bersama air. Hal itu dikarenakan saat ini permukaan air sudah dekat dengan dasar embung.

"Kalau ada keluhan air keruh, ini karena air pada embung mulai menipis, jadi saat pompa menangkap air, otomatis akan membuat lumpur naik dan masuk ke dalam pompa. Itu sudah disaring dan diproses. Tapi karena warnanya sangat kuat, dan berisiko besar menggunakan bahan kimia berlebihan sehingga air yang disuplai tidak mengalami perubahan warna signifikan," jelasnya.

Odang (26), warga RT 13 Kelurahan Pamusian, Tarakan Tengah mengaku distribusi air belum normal. Ia menegaskan hingga saat ini aliran air masih putus-putus. Sehingga dengan kondisi tersebut, sulit menjalankan aktivitas sehari-hari seperti mencuci.

"Tidak benar kalau nyala terus, ini sekarang mati. Kalau tadi pagi sudah nyala. Terus mengalirnya juga kecil. Jadi, bak tidak sempat penuh airnya mati lagi," tukasnya.

Sementara itu, Ridwansyah (24), warga Kelurahan Gunung Lingkas menerangkan, meski air sudah mengalir, namun air keruh membuatnya merasa tidak nyaman untuk menggunakan air tersebut. Sehingga, untuk menggunakannya secara normal, ia harus mengendapkan air selama beberapa jam lebih dulu.

"Mengalir sejak kemarin (Senin). Tapi airnya ini sangat keruh, jadi saya tidak nyaman memakainya. Mau tidak mau, saya harus mengendapkan di ember supaya airnya bisa dipakai mandi," imbuhnya.

PDAM juga memanfaatkan aliran sungai di sekitar embung untuk diproses airnya.

Kondisi menipisnya air baku di embung, PDAM juga melakukan pengurangan aliran air yang disuplai ke masyarakat sebesar 50 persen. Ia menerangkan, wilayah yang mengalami penghentian aliran air secara bergilir melingkupi wilayah yang menerima suplai air dari Embung Binalatung. Di antaranya, Kelurahan Kampung Satu Skip, Gunung Lingkas, Pamusian, Sebengkok, Kampung Empat dan Kampung Enam.

"Saat ini kami sedang berupaya agar tetap memaksimalkan tangkapan air. Wilayah yang terkena dampak penghentian bergilir ini mencakup wilayah yamg menerima aliran air dari waduk Binalatung seperti wilayah Tarakan Tengah dan sebagian Tarakan Timur," tuturnya.

Ia berharap dengan kurang maksimalnya pelayanan tersebut, masyarakat dapat memaklumi mengingat pihaknya hanya mengharapkan bertambahnya pasokan air dari intensitas hujan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X