Ketua RT 45, Ardiansyah menjelaskan, tema “Kampung Kebangsaan” diambil dari keragaman suku dan agama di wilayah yang berpenghuni 37 kepala keluarga (KK) tersebut. Meski beragam, kerukunan antar suku dan agama terjaga. Itu dapat dilihat pada malam takbiran Iduladha lalu. Umat Islam setempat menggelar pawai obor. Tapi tidak hanya umat Islam, nonmuslim pun ikut menyemarakan dengan turut membuat obor.
Sehingga Tanjung Harapan yang dahulu terkenal sepi dari kegiatan, akhirnya ramai hingga sekarang. Berkat kreativitas pemuda Tanjung Harapan yang tak pernah lelah merampung semua program yang direncanankan meski hanya dikerjakan secara swadaya dan gotong royong. “Swadaya di sini bukan dalam bentuk uang, tapi dalam bentuk material,” jelas Ardiansyah yang juga PNS di Satpol PP Bulungan.
Material yang dimaksudnya misalnya kabel dan umbul-umbul. Karena sebelumnya juga sudah disepakati setiap rumah satu umbul-umbul. Sementara untuk menghidupkan lampu hias menggunakan suplai listrik dari ampere khusus untuk Kampung Kebangsaan. Sekarang ini daya akan dilakukan penambahan dari 10 ampere menjadi 18 ampere.
“Kalau sekarang ini kan kita hidupkan lampu itu waktunya terbatas, kalau daya sudah bertambah diharapkan bisa lebih lama menyala lampunya,” ujar Ketua Pemuda Tanjung Harapan.
Rencananya Kampung Kebangsaan ini akan terus berlanjut di setiap momen besar. Namun khusus HUT ke-74 RI ini puncaknya Rabu (21/8) malam. Akan banyak perlombaan tradisional. (***/eza)