Janji Digelar sebagai Wisata Tahunan

- Senin, 19 Agustus 2019 | 12:38 WIB

TARAKAN – Akhirnya rindu masyarakat terobati dengan pawai pembangunan 2019 yang digelar pada Minggu (18/8). Dalam catatan kepanitian lebih dari 20 ribuan warga terlibat dalam kegiatan sebagai peserta tahun ini. Dari peserta pejalan kaki, sepeda motor hias, sepeda hias, mobil hias hingga marching band.

Beragam kreativitas yang ditampilan para peserta pawai pembangunan, dengan tema kerja bersama, bangun bersama. Mulai hiasan dan properti kendaraan, pernak-pernik seragam dan kostum peserta pejalan kaki hingga keunikan budaya ditampilkan.

Pawai pembangunan dibuka oleh Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M. Kes tepat pukul 09.55 Wita. Sontak, sepanjang jalan protokol yang dilalui peserta pawai, diikuti dengan antusias para penonton yang menyaksikan.

Tak hanya berlenggak lenggok. Namun penampilan para peserta ini juga dinilai oleh para juri. Yaitu, Seniman Tarakan Khusni, Dinas Pariwisata Ibnu dan Radar Tarakan Krishna.

Ada enam kategori yaitu kelompok SD/MI dan SMP/MTS. Kemudian kelompok SMA/SMK/Ma, mahasiswa dan umum. Ada pula kelompok sepeda hias, kelompok motor hias, kelompok mobil hias dan kelompok drum band.

Lantas, dari ratusan tim dan belasan ribu peserta, penampilan seperti apa yang terekam jelas diingatan para juri ini?

Salah seorang perwakilan juri, Krishna mengatakan dengan konsep yang kreatif seperti tampilan baju daerah mampu mencuri hatinya. Penampilan lainnya, seperti membuat replika dari apa yang mewakili tema timnya, tentu dilihat dari tingkat kesulitan pembuatannya.

“Kalau dilihat sekilas, itu buatnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi karya yang dihasilkan perfect. Dari perkumpulan budaya daerah, kita makin tahu bahwa Tarakan ini sangat beragam tapi bisa damai. Gambaran daerah-daerah di mobil hias juga ternyata banyak, lebih berwarna dilihat,” bebernya.

Ada 4 item penilaian. Yaitu dari sisi penampilan seperti keserasian, kesesuaian tema, tidak mengarah pada pornografi. Kemudian kreativitas, semangat serta properti.

Dijelaskannya, properti ini menjadi pertimbangan tersendiri dalam penilaian. Dari properti ini menjadi gambaran persiapan yang dilakukan peserta.

“Jadi yang persiapannya maksimal dan membutuhkan ketelitian yang tinggi, ada penilaiannya. Properti yang ditampilkan juga salah satu poin yang dinilai. Seperti sepeda hias, kita melihat properti dan keserasiannya,” bebernya.

Nah, bagaimana pula dengan marching band? Sebelumnya ia menjelaskan, dalam satu sekolah ada yang menampilkan dua item. Selain membawa nama sekolah, sekaligus menampilkan marching band. Meski satu nama sekolah, namun kategori yang dinilai pun masing-masing. Yakni kategori sekolah dan performance marching band.

“Jadi marching band­-nya akan dinilai dengan marching band lainnya, dan kategori sekolahnya pun dinilai tersendiri,” katanya.

Ia berterus terang, dengan durasi waktu hanya 1 menit sebenarnya kurang maksimal untuk menampilkan. Namun sekilas melihat tampilan dan persiapan peserta, dapat dinilai oleh para juri.

“Sebenarnya waktu yang diberikan kurang maksimal. Tapi persiapan yang kurang maksimal, juga kelihatan. Peralatan yang paling lengkap siapa, komposisi yang dibawakan bagaimana, meskipun sekilas kita lihat tapi kita bisa menilai  yang mana maksimal,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X