TANJUNG SELOR - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan memastikan penjagaan ketat di perairan Kaltara. Itu dilakukan guna mengantisipasi perairan Kaltara dijadikan jalur masuk teroris dari luar negeri.
Sebab, dilihat dari geografis perairan Kaltara merupakan daerah terdekat dari Filipina. Sehingga, tidak menutup kemungkinan perairan Kaltara dijadikan jalur untuk masuk ke Indonesia.
“Teroris sudah ditahu asalnya. Kelompok yang ada masih ada di negara tetangga kita. Pemerintah Filipina, sudah gencar melakukan langkah represif untuk menghalau dan menghancurkan mereka dan kekuatan mereka,” ucap Komandan Lantamal XIII Laksamana Pertama TNI Judijanto.
Kemudian, tugas Lantamal mengantisipasi adanya pergerakan dari kelompok teroris dari negara tetangga yang melarikan diri. Sejauh ini sudah dilakukan dengan langkah kebijakan, strategis dan operasional.
Dengan kebijakan pemerintah sudah melakukan langkah yang dapat dijadikan acuan operasional dan taktis. Sehingga, dengan tegas tidak akan membiarkan kelompok teroris melintas batas menuju wilayah Indonesia.
“Baik melalui darat udara dan laut. Dimana, laut yang paling memungkinkan dan dapat dilakukan mereka (kelompok teroris). Dan untuk wilayah perairan dengan tetangga memiliki cakupan yang begitu luas,” jelasnya.
Dalam konteks strategis Lantamal XIII Tarakan memiliki program yang maksimal dapat dilakukan. Pertama, dengan memanfaatkan fungsi intelijen. Dan menempatkan personel baik di dalam maupun luar. Serta memanfaatkan informasi melalui kerja sama dengan satuan samping dan masyarakat.
Informasi dari satuan samping dan masyarakat dinilai begitu penting agar dapat antisipasi. Jika ada orang-orang yang dicurigai, mereka dapat segera melaporkan. “Tim kami juga bergerak 24 jam seminggu tujuh kali. Jadi kita all out dan memang tugas kami,” tegasnya.
Kemudian, selain mengantisipasi pergerakan kelompok teroris Abu Sayyaf. Adanya kelompok lain yang harus diantisipasi. Sebab, ketegasan terhadap kelompok Abu Sayyaf membuat terpojok. Sehingga, adanya kelompok-kelompok kecil yang sudah masuk ke lingkungan sekolah-sekolah.
“Mereka dapat menjadi cikal bakal. Dan sampai saat ini informasi kekuatan mereka (teroris) sangat kecil dan menurun. Tentunya kita senang dengan informasi ini. Dan menggempur kekuatan mereka (teroris),” bebernya.
“Dan yang perlu diwaspadai para pelintas batas. Karena, mereka kembali harus diperhatikan dan diwaspadai, bisa jadi bagian dari kelompok teroris itu,” tambahnya mengakhiri. (akz/eza)