SAYANG SEKALI..!! Aset Sejarah di Kota Ini Kurang Terawat

- Senin, 19 Agustus 2019 | 10:37 WIB

Situs-situs peninggalan bersejarah salah satu jendela dunia, untuk mengetahui kejadian masa silam bahkan ribuan tahun lalu. Tak lain Kota Tarakan. Termasuk pulau yang memiliki situs-situs peninggalan sejarahnya.

 

---

 

TARAKAN cukup terkenal dengan cerita sejarahnya. Konon Tarakan merupakan pulau pertama yang diinjak oleh Jepang pada masa itu. Dari sejarah ini, menjadi inisiatif Komunitas Tarakan Tempo Doeloe (TTD) untuk menjaga dan mengangkat kembali situs peninggalan bersejarah yang ada di Tarakan.

Ketua Komunitas TTD Noor Fadly Juliansyah mengatakan, meski TTD baru terbentuk sejak 20 April 2019, tetapi sudah tiga kali agendakan membersihkan situs-situs bersejarah yang ada di Tarakan. Khususnya peninggalan sejarah yang belum tersentuh oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.

Konon, hampir setiap titik di Pulau Tarakan ini terdapat banyak peninggalan sejarah peninggalan Perang Dunia II. Mulai dari daerah Juata Laut, depan THM, Sebengkok, daerah Ladang, Pamusian, Markoni, Skip hingga Kampung Satu, dan Mamburungan.

“Yang kami tahu ada di daerah bandara, halaman kantor PU, di Markoni ada makan Jepang, di Kodim ada tugu Australia, dan Mamburungan. Di Mamburungan, kalau terus ke ujung, ada sekitar 3 meriam dan ukurannya lebih besar. Tapi memang akses ke situ hanya bisa naik motor, kemudian jalan kaki,” bebernya.

Awal Mei, komunitas ini membersihkan tiga situs peninggalan sejarah di daerah Juata Laut. Yaitu bungker logistik, bungker amunisi dan gardu listrik.

“Setelah itu, kami edukasi warga sekitar bahwa pentingnya menjaga peninggalan sejarah. Jadi kami mengajak warga sekitar, bersama menjaga dan merawat situs yang sudah dibersihkan. Sehingga bisa menarik perhatian wisatawan yang datang, dan merasa nyaman,” katanya.

Juni, ada dua lokasi situs peninggalan sejarah yang dibersihkan. Di daerah Sebengkok AL, terdapat pillbox atau tempat pengintaian berbentuk silinder berongga dan terdapat satu pintu.

“Satunya di Ladang, dan memang kedua area ini masuk permukiman warga. Jadi tidak begitu terpantau oleh pemerintah. Sudah ada labelnya tapi tidak begitu terawat. Sebenarnya di Sebengkok AL ini banyak peninggalan, tapi posisinya sudah terguling, jatuh dan amblas. Jadi kami bersihkan yang terlihat dan dijumpai,” ujarnya.

Juli, komunitas ini membersihkan situs peninggalan sejarah di ujung run way Bandar Udara Internasional Juwata. Di daerah ini terdapat empat pillbox.

“Tapi karena di situ ada warga yang berkebun, jadi saat proses izinnya agak lama karena kami harus berurusan satu per satu. Tapi saat itu kami bekerja sama dengan warga, dan Pak Wakil Wali Kota (Effendhi Djuprianto) juga hadir saat itu ikut bersih-bersih,” jelasnya.

Berdasarkan dari peta yang ada, komunitas ini pun memiliki tim eksplorasi yang bertugas mendata situs yang akan dibersihkan. Lantas apa yang dilakukan setelah membersihkan situs-situs ini?

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X