TARAKAN – Pelaksanaan pawai pembangunan 2019 tersisa empat hari lagi. Rabu (14/8) siang, masing-masing perwakilan tim pun hadir di Gedung Silver Radar Tarakan, guna membahas pelaksanaan pawai pembangunan alias technical meeting.
Rute pawai pembangunan dimulai dari Stadion Datu Adil, melewati Jalan P. Sumatera, Jalan Martadinata menuju bundaran Gita Jalatama dan belok ke Jalan Jenderal Sudirman. Menuju simpang empat lampu merah, belok ke Jalan Yos Sudarso, dan berakhir di depan Mako Lantamal XIII Kota Tarakan.
Pendaftaran ditutup pada Rabu (14/8). Berdasarkan hasil rekapitulasi sementara, sebanyak 97 tim yang mendaftar dari enam kategori. Jumlah keseluruhan peserta mencapai 5.853 peserta. Namun masih ada pendaftar menyusul menjelang berakhirnya pendaftaran.
Tim dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Tarakan mengirimkan 14 tim ekstrakurikuler. Total pesertanya 246 siswa. Semakin mendekati hari H, masing-masing ekstrakurikuler inipun makin giat latihan.
Kepala SMP Negeri 3 Tarakan, Moh Ahyar mengatakan, dari 14 ekstrakurikuler tersebut adalah marching band, pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka), pramuka, tari, pers, pencak silat, futsal, baju adat, rebana, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), medis, hifzil, basket, serta voli. “Jadi total keselurahannya ada 246 siswa,” jelasnya.
Ia mengaku senang dengan adanya pawai pembangunan ini. Apalagi sudah lama vakum. Dengan inipun ia berharap, pawai pembangunan dapat berkelanjutan setiap tahunnya. “Senang bisa ikut berpartisipasi. Dari murid-murid juga senang, karena kansudah lama tidak pernah ada. Harapannya bisa dilaksanakan kontinu,” katanya.
Menurutnya, dengan adanya pawai pembangunan ini bisa menarik wisatawan untuk melancong ke Bumi Paguntaka, atau nama lain dari Kota Tarakan. Tidak harus pengunjung dari luar negeri. Tetapi masyarakat seputaran Provinsi Kalimantan Utara pun tidak masalah.
“Seperti dari Nunukan, Malinau, Bulungan dan KTT kita berharap datang ke Tarakan. Karena kalau kita mengharapkan turis dari luar negeri, itu kanlama. Jadi setidaknya pengunjung lokal. Sehingga di Tarakan ada perputaran ekonomi. Misalnya dengan adanya pawai pembangunan, banyak pengunjung dari luar kota dan menginap di hotel,” harapnya. (*/one/eza)