Antisipasi Kelelahan Saat Prosesi Lempar Jumrah

- Jumat, 9 Agustus 2019 | 10:13 WIB

TARAKAN - Hingga 8 Agustus atau 7 Zulhijah Hijriah, jemaah calon haji (JCH) tetap istikamah melakukan prosesi ibadah haji yang cukup menguras tenaga. Usai menjalani tawaf, sai, dan tahallul JCH diharuskan kembali menjaga stamina, untuk bertolak ke bukit Arafah dan Musdalifah dalam prosesi ibadah 8 Zulhijah.

“Usai melakukan tawaf, sai, dan tahallul jemaah haji, jemaah kloter 14 dan 15 sedang mengikuti pembinaan menghadapi persiapan ke Arafah Musdalifah. Selain itu jemaah dianjurkan istirahat cukup untuk menjaga jemaah agar tidak kelelahan,” ujar Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tarakan H.M. Shaberah Ali saat dikonfirmasi, Kamis (8/8).
Ia menuturkan, hari ini terdapat 1 jemaah yang sakit akibat terjatuh yang diduga karena kelelahan usai menjalankan prosesi ibadah. Sehingga, jemaah tersebut harus dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
“Ada 1 jemaah kloter 15 yg sakit dirujuk ke KKHI yang bernama Halim Pasallo Katutu yang diduga akibat terjatuh karena mengaku kakinya lemas. Kami berharap 1 jemaah ini bisa cepat pulih agar bisa mengikuti rangkaian selanjutnya,” tuturnya.

Sementara itu, H. Komariah salah satu petugas haji melaporkan, para petugas haji yang ada di Satuan Tugas (Satgas) Arafah, sudah mulai bergerak menuju Arafah pada 7 Zulhijah atau 8 Agustus pukul 20.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Hal itu mengantisipasi kedatangan jemaah yang sudah mulai bergerak pada 8 Zulhijah atau 9 Agustus hari ini.

“Saat ini petugas satgas sudah mulai bergerak lebih dulu untuk mengantisipasi kedatangan jemaah. Setelah itu, jemaah siap melakukan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah atau 10 Agustus 2019,” terangnya.
Selanjutnya, jemaah bergerak menuju Muzdalifah dan bermalam (mabit) di Mina pada 10 Zulhijah. Ia menjelaskan, pergerakan jemaah terus berlanjut sampai 13 Zulhijah atau 14 Agustus untuk melakukan rangkaian lempar jumrah.

Menurutnya, prosesi inilah yang diprediksi dapat menguras lebih besar stamina para jemaah, mengingat melempar jumrah merupakan salah satu titik paling rawan dalam rangkaian ibadah haji yang harus diperhatikan para jemaah. Hal itu disebabkan berkumpulnya seluruh jemaah dari seluruh dunia untuk melempar jumrah di waktu bersamaan.

“Dari prediksi dari tahun-tahun sebelumnya, ini merupakan titik-titik ini merupakan prosesi paling rawan. Karena banyak menguras stamina jemaah. Inilah yang menjadi tantangan seluruh petugas haji untuk mengantisipasi juga melakukan tindakan dini terhadap potensi-potensi kritis yang terjadi ke jemaah haji kita,” jelasnya.
Ia menerangkan saat ini suhu di Kota Makkah mencapai 50 derajat Celcius. Sehingga pihaknya tidak henti-hentinya menganjurkan jemaah untuk selalu mengonsumsi air putih.

“Dari laporan petugas saat ini suhunya mencapai 50 derajat Celcius. Kami menganjurkan jemaah agar selalu minum air putih agar tetap memiliki energi. Jemaah juga kita siapkan masker agar terlindung panas matahari. Di sana juga ada Balai Pelayanan Haji Indonesia (BPHI), semacam posko tapi dia memiliki beberapa fasilitas rumah sakit. Karena kita tidak boleh membangun rumah sakit di negara orang, jadi dibuat balai pelayanan haji saja,” ujarnya. (*/zac/lim)



Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X