Kendaraan Tempur Buatan Pindad Diminati Negara Lain

- Jumat, 9 Agustus 2019 | 10:11 WIB

TARAKAN – Selain persenjataan buatan PT Pindad yang diminati oleh negara lain, kendaraan tempur hasil pengembangan  perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia ini juga tidak kalah diminati oleh negara lain.

Chief Technology & Supply Officer PT Pindad, Ade Bagdja mengaku banyak peminat dari negara lain untuk memesan kendaraan tempur buat PT Pindad tidak lepas dari suksesnya kendaraan tempur panser anoa yang go international. Sekitar 350 panser anoa sudah digunakan oleh negara di lingkup Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB.

“Tidak hanya panser anoa saja, kendaraan tempur kita lainnya yakni kendaraan taktis komodo dan panser cobra juga diminati oleh negara lain,” tuturnya.

Selain ketiga kendaraan tempur tersebut, medium tank harimau yang sudah dikembangkan sebelumnya juga dibanjiri pemesan.

“Saat ini untuk kebutuhan pertahanan kita sudah memasuki proses tender, sementara untuk negara lain yang ingin memesannya kita sedang menyiapkan tender. Terkait dari negara mana yang memesan saya tidak bisa menyebutkannya,” ucapnya.

Sebelum diproduksi, medium tank harimau sudah menjalani proses uji coba mulai dari uji tembak, ledakan hingga mobilitasnya ketika berada di medan pertempuran.

“Sudah kami uji dan sudah mendapatkan sertifikat dari Kementerian Pertahanan, sehingga kami mulai melakukan produksinya,” bebernya.

Dirinya menjelaskan medium tank harimau merupakan kendaraan tempur yang disesuaikan dengan kebutuhan TNI. Kendaraan tempur ini memiliki two-man turret kaliber 105 mm serta senapan mesin kaliber 7,62 mm untuk daya gempur maksimum.

“Medium tank harimau memang khusus didesain untuk daerah tropis seperti hutan karena memiliki bobot ringan hanya 33 ton saja.Sehingga untuk mobilitasnya lebih mudah,” ucapnya.

Tertariknya negara lain memiliki medium tank harimau juga dikarenakan tank tersebut mudah untuk dikendalikan dan dioperasikan saat digunakan di medan.

“Negara lain sudah sempat mencobanya sehingga tertarik untuk membelinya, terkait penjualannya ke negara lain nantinya yang jelasnya harganya tidak lebih mudah dibandingkan kami jual ke TNI,” terangnya. (jnr/lim)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X