TANJUNG SELOR – Gelombang tinggi yang terjadi selama beberapa hari terakhir mengakibatkan jumlah penumpang speedboat tujuan Tanjung Selor-Tarakan melalui Pelabuhan Kayan II, Tanjung Selor sepi.
Kepala Pos Pelabuhan Kayan II, Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Tanjung Selor, Ariyanto mengatakan, sejak Senin (5/8) jumlah penumpang sudah mulai mengalami penurunan, bahkan jumlah penumpang tidak sebanding dengan jumlah penumpang sebelum terjadi gelombang tinggi.
“Sebelum terjadi gelombang tinggi jumlah penumpang masih di atas 700 orang per hari, kalau sekarang ini paling banyak 400 orang per hari,” ungkap Ariyanto kepada Radar Kaltara saat ditemuai di Pelabuhan Kayan II.
Bahkan ada beberapa speedboat hanya membawa 15 hingga 19 orang penumpang saja. Sebenarnya dari Tanjung Selor masih aman, tapi sampai di muara Tanjung Selor-Tarakan speedboat banyak yang tertahan.
“Biasanya kalau terjadi gelombang tinggi speedboat dari Tanjung Selor akan bersandar di pos muara sembari menunggu informasi dari Tarakan, kalau cuaca belum membaik, maka speedboat tidak akan melanjutkan pelayaran,” jelasnya.
Karena informasinya, gelombang tinggi justru terjadi di sekitaran Pelabuhan Tengkayu, Tarakan. Oleh karena itu jika terjadi gelombang tinggi speedboat disarankan agar tidak melanjutkan perjalanan.
“Kita selalu berkoordinasi dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan, karena yang lebih tahu terjadi gelombang tinggi dari KSOP, karea perairan laut, jika di Tanjung Selor hanya sungai. Jadi tidak dapat diketahui kalau terjadi gelombang tinggi,” jelasnya.
Apabila dari KSOP dan pihak speedboat ada informasi gelombang tinggi, maka dari petugas pelabuhan di Kayan II tidak akan memberikan rekomendasi kepada speedboat untuk berlayar. “Kita tidak akan berikan rekomendasi, karena itu akan membahayakan penumpang,” jelasnya.
Sementara, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Tanjung Harapan, Muhammad Sulam Khilmi menambahkan, sebenarnya dari BMKG sudah mengeluarkan himbauan terkait gelombang tinggi. Surat imbauan itu telah tertuang di dalam surat nomor : ME.301/2153/KBTG/VIII/2019. “Di dalam surat itu ada beberapa perairan di Indonesia yang berpeluang terjadi gelombang tinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter, salah satunya perairan Kaltara,” ungkap Sulam.
Surat itu berlaku sejak tanggal 9-10 Agustur. Masyarakat juga diharapkan dapat memperhatikan risiko tinggi terhadap pelayaran. “Melalui grup Cuaca Kaltara, potensi gelombang tinggi itu juga sudah kita sampaikan,” pungkasnya. (*/jai/eza)