Ternyata Pria Ini Otak Pengiriman Sabu 4 Kg

- Jumat, 9 Agustus 2019 | 09:36 WIB

TARAKAN – Penyidik Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara mendapati bahwa DS merupakan otak pengiriman sabu 4 kg ke Makassar melalui salah satu jasa pengiriman pada 26 Juli lalu. Hal tersebut didapatkan penyidik setelah melakukan pengembangan melalui pemeriksaan terhadap tersangka.

Dikatakan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara, Herry Dahana melalui Kabid Pemberantasan AKBP Deden Andriana, DS kemudian mengajak salah seorang pria yang merupakan kerabatnya berinisial AS, untuk membantunya dalam mengirimkan sabu tersebut. “Si AS ini juga mengakui kalau ia diajak. Kemudian ia juga tahu kalau paketan yang dikirim itu adalah sabu,” katanya.

Pihaknya juga mendapati bahwa suami DS juga merupakan kurir sabu. Namun suami dari DS ternyata sudah tewas pada Januari lalu, lantaran ditembak oleh pihak kepolisian Polrestabes Makassar, terkait perkara sabu 5 kg. “Jadi kami menduga si DS ini ikut terlibat dengan menggendalikan sabu yang pernah dikendalikan suaminya. Si DS ini sempat mengakui warga Malaysia,” imbuhnya.

Terhadap pemilik dari pengendali sabu itu, DS mengakui bahwa sabu itu dikendalikan oleh warga Malaysia. DS kemudian diketahui mengambil sabu itu dari seseorang di Pantai Amal dan membawanya ke kosannya yang berada di sekitaran Bom Panjang. “Di situ sabunya dia kemas. Jadi DS berada di Tarakan hanya singgah saja dengan tujuan ambil barangnya untuk dikirim ke Makassar,” beber Deden.

Dilanjutkan Deden, ternyata DS pernah melakukan aksi yang serupa dan berhasil meloloskan sabu tersebut. Modus yang digunakan pun sama. Adapun modus yang digunakan yaitu menyelipkan sabu tersebut ke tumpukan pakaian di dalam karung. “Semua pakaian ini dibawanya dari Makassar kemudian dibawa ke Tarakan untuk mengemas sabu,” tuturnya.

Rencananya setelah sabu dikirim, DA dan AS akan ke Makassar menggunakan pesawat untuk mengambil paketan tersebut. “Jadi didapati si DS ini berkomunikasi dengan orang Malaysia itu karena dari suaminya. Jadi waktu suaminya masih hidup, sering komunikasi dengan orang Malaysia itu dan menggunakan HP DS,” ungkap Deden.

Setelah suaminya tewas, DS pun kemudian melanjutkan bisnis haram yang dilakukan suami itu. Didapati DS hanya berperan sebagai kurir saja dan nantinya akan ada lagi orang yang akan mengambil sabu itu. “Dia dijanjikan uang Rp 20 juta, namun karena paket tidak sampai ke kurir selanjutnya, akhirnya DS batal menerima uang jasa penjemputan sabu,” jelasnya. (zar/ash)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Setelah Sempat Dikeroyok, Seorang Pemuda Tewas

Kamis, 28 Maret 2024 | 08:00 WIB

Tim Gabungan Kembali Sita Puluhan Botol Miras

Selasa, 26 Maret 2024 | 16:40 WIB
X