Waspada, Gelombang hingga 2 Meter!

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 09:50 WIB

TARAKAN – Penyeberangan ke sejumlah kabupaten di Kaltara dari Pelabuhan Tengkayu I sempat terganggung karena cuaca ekstrem. Ketinggian gelombang di perairan Kaltara pada Senin (5/8) pagi bahkan mencapai 2 meter.

Selasa (6/8), tinggi gelombang berangsur normal. Aktivitas di dua pelabuhan angkutan penumpang, Tengkayu I dan II pun mulai normal.

Anto (28), salah seorang nakhoda speedboat mengungkapkan ia mulai berlayar Selasa pagi. Meski masih gelombang masih cukup terasa, menurutnya sudah lebih aman dibanding sehari sebelumnya.

“Dari pagi sudah jalan. Ini gelombangnya sudah kecil, tidak sebesar kemarin (Senin). Kalau begini tidak masalah, kami motoris (nakhoda) sudah biasa dapat kondisi air begini, tidak masalah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, selain dianggap tidak menganggu, dinas terkait sudah mengeluarkan instruksi khusus pelayaran. “Tidak ada instruksi lanjutan, biasanya kalau tidak ada instruksi berikutnya sudah bisa dibolehkan. Kan di sini ada petugas KSOP dan Dishub juga yang berjaga. Mereka sudah mengetahui, tidak ada masalah,” ujarnya.

Lisda (31), seorang penumpang tujuan Malinau mengaku meski sedikit khawatir ia tetap melanjutkan perjalanan. “Khawatir juga. Cuma kayaknya ini sudah mendingan tidak seperti kemarin. Kalau naik speedboat keadaan air begini sudah biasanya makanya tidak terlalu takut,” terangnya.

Menurut Prakirawan cuaca BMKG Tarakan Totok Dwi Sucahyanto, para pengguna jalur laut masih tetap harus waspada. Belum ada perubahan signifikan sejak dari Senin (5/8). Ketinggian gelombang masih 1-2 meter. Sementara perairan Sulawesi bagian barat berada di angka 1,25 meter hingga 2,25 meter. Sehingga menurutnya, ketinggian tersebut masih berisiko bagi aktivitas pelayaran kapal kecil.

“Ketinggian gelombang di perairan Kalimantan Utara dengan tinggi gelombang 1 sampai 2 meter dan perairan Sulawesi bagian barat. Masih berisiko,” tuturnya.

Kecepatan angin berada pada kecepatan 10 sampai 25 knot atau 18 hingga 46,3 kilometer per jam. Meski belum tergolong ekstrem, namun kecepatan tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya.

“Kecepatan angin dari tenggara hingga barat daya 10 sampai 25 knot. Kalau dikonversikan ke kilometer per jam, itu sekitar 18 sampai 46 kilometer per jam. Walaupun laut pantai Tarakan terlihat intensitasnya menurun namun pelaut harus tetap waspada karena kondisi air bisa berubah saat pada pertengahan,” pungkasnya.

Kecepatan angin disebabkan adanya tropical cyclone lekima atau perputaran air pada perairan Filipina. BMKG memprediksi gelombang tinggi akan terus terjadi hingga beberapa hari ke depan.

Fenomena tersebut kerap terjadi setiap tahunnya. Hal itu dikarenakan aktivitas alam yang menimbulkan pusaran air di lautan pada kawasan tertentu.

"Tiap tahun pasti terjadi, karena sudut deklinasi matahari terhadap bumi ke utara dan selatan akibat dari revolusi bumi terhadap matahari. Saat sudut matahari berada di belahan bumi utara maka terbentuklah tropical cyclone di perairan Filipina," jelasnya.

Seperti dikutip dari situs resmi BMKG, siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 derajat Celcius. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.

Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X