Pemanasan Latihan, Simulasi Pembebasan Sandera

- Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:39 WIB

TARAKAN - Sehari jelang berlangsungnya latihan bersama (latma) Indomalphi Middle Land Exercise 2019, pasukan TNI Yonif Raider 613 Raja Alam menggelar simulasi pembebasan sandera yang menjadi tawanan teroris. Dalam simulasi pembebasan tersebut disaksikan Panglima Kodam (Pangdam) Mulawarman Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Subiyanto.

Mayjen TNI Subiyanto menerangkan simulasi tersebut merupakan pemanasan sebelum dilakukannya latihan bersama antar 3 negara. Latihan bersama merupakan bagian dari antisiapasi ancaman terorisme di perbatasan negara yang semakin marak.

“Ini merupakan pemanasan latihan bersama yang dilaksanakan 3 negara. Ini adalah kerja sama Kementerian Pertahanan untuk bersama-sama melakukan latihan yang tujuannya, yang kita tahu karena banyaknya gangguan keamanan di perbatasan di tiga negara tersebut,” ujarnya, kemarin (4/8).

Ia menerangkan, latihan bersama ini nantinya juga dihadiri oleh semua pimpinan pertahanan negara Asean. Dalam simulasi pembebasan sandera telah sesuai dengan skenario yang direncanakan.

“Ada beberapa pengamat yang datang juga, bukan hanya dari 3 negara ini. Tapi juga besok akan dihadiri pimpinan militer di semua negara Asean saat penutupan nanti. Saya kira kejadiannya sudah sesuai dengan kondisi yang direncanakan,” tukasnya.

Sebelum berlangsungnya simulasi pembebasan, TNI Yonif 613 Raider juga memamerkan senjata api terbaru yaitu SS2-V4 buatan Pindad yang diperuntukkan bagi penembak jitu atau akrab disebut sniper. Senjata tersebut juga digunakan, dalam membidik beberapa sasaran yang disimulasikan merupakan musuh dalam operasi pembebasan.

“Tadi sempat mencoba senjata terbaru buatan Pindad, dan akhirnya mengenai semua sasaran. Sasaran ini disimulasikan sebagai musuh saat operasi. Itulah beberapa gambaran saat latihan bersama nanti,” tuturnya.

Lanjutnya, saat ini wilayah perairan Indomalphi merupakan wilayah sangat rawan dan rentan terhadap masuknya terorisme di kawasan Asean. Sehingga ia mengingatkan agar prajurit selalu siaga. Mengingat mudahnya terorisme memasuki wilayah tersebut.

“Setelah kembali, prajurit lebih siap menghadapi ancaman negara. Di wilayah teritorial kita sendiri, kita mampu untuk mengatasi apabila terjadi kelompok-kelompok terorisme yang melakukan manuver gerakan dan mungkin menyeberang ke Malaysia, ke Filipina atau ke Indonesia. Mengingat wilayah perbatasan saat ini sangat rawan sekali terhadap teroris yang berada di Asean,” jelasnya.

 

KRI TARAKAN DUKUNG KAPAL LAINNYA

Kegiatan militer lainnya,  untuk kali kedua Kapal Republik Indonesia (KRI) Tarakan 905 tiba di Bumi Paguntaka, setelah sebelumnya pada 2018 kapal dengan panjang 122,5 meter lebar 8,5 meter itu ke Tarakan. KRI Tarakan 905 mendukung kegiatan operasi kapal-kapal yang melakukan operasi di daerah perairan Ambalat dan sekitarnya.

Komandan Lantamal XIII Tarakan Laksamana Pertama TNI Judijanto, S.T, mengatakan, kedatangan KRI Tarakan 905 kali ini tidak jauh berbeda dengan kedatangan sebelumnya.

“Dukungan yang dilakukan kapal ini adalah mengangkut kebutuhan logistik cair yakni bahan bakar minyak untuk kapal-kapal lain yang sedang menjalankan operasi,” tutur pria yang pernah menjabat kepala Pusjianmar Seskoal, Senin (5/8).

Danpusdikpel pada tahun 2010-2011 ini menjelaskan, selain KRI Tarakan 905, ada dua kapal lain yang memiliki peranan sama dalam mendukung kegiatan operasi kapal-kapal lainnya, yakni KRI Balikpapan 901 dan KRI Sorong 911.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X