NUNUKAN –Dermaga Mantikas yang berada di Desa Binalawan difungsikan pada akhir 2017 lalu. Pembangunan dermaga tersebut memakan biaya sebesar Rp 2,2 miliar. Namun sayangnya kini dalam keadaan rusak, diketahui penyebab kerusakan dari angin kencang atau gelombang, sehingga tiang dermaga bisa berubah posisi, dari yang lurus dan saat ini ingin rebah. Alhasil, pada Agustus ini Dermaga Mantikas resmi ditutup meski telah dilakukan perbaikan.
Salah seorang pemilik perahu tradisional yang tiap hari menggunakan dermaga Mantikas, Ernil mengatakan, penyebab kerusakan dermaga Mantikas tidak sulit untuk diketahui. Karena selama ini yang sering menyebabkan kerusakan dermaga adalah gelombang yang cukup besar. “Jika ada angin kencang, maka otomatis gelombang juga besar. Sehingga membuat tiang dermaga dapat goyang dan hampir rebah,” kata Ernil.
Menurutnya, Dermaga Mantikas cepat rusak akibat pekerjaan yang tidak terlalu bagus. Karena usia dermaga tersebut belum mencapai dua tahun. Namun mulai rusak satu persatu, sebelumnya lantai dermaga yang ingin lepas, saat ini tiang dermaga yang tidak lama rebah. “Akhirnya dermaga ditutup, karena sangat berbahaya untuk digunakan lagi,” ujarnya.
Kepala Unit Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Sebatik, Dinas Perhubungan (Dishub) Nunukan, Zainal Abidinsyah mengatakan, bahwa telah dilakukan rapat lintas sektoral, dengan agenda membahas penutupan dermaga. “Terhitung 5 Agustus Dermaga Mantikas ditutup untuk umum, dalam batas waktu yang belum ditentukan,” kata Zainal Abidinsyah.
Dari hasil rapat ia menyampaikan, terkait kerusakan dermaga dan cara penanganan serta solusi telah dibahas, untuk itu pelayanan tetap berjalan normal seperti biasa. Ada beberapa alternatif pemindahan aktivitas pelayanan dermaga.
Ia menjelaskan, pemindahan pelayanan dermaga dapat dilakukan di Pangkalan Muara Sungai Desa Binalawan atau Dermaga Liang Bunyu Bugis. Namun dua dermaga tersebut memiliki kendala, untuk Dermaga Muara Sungai Desa Binalawan tidak dapat fungsikan dengan baik, dengan alasan pada saat air surut perahu tidak dapat sandar di jembatan.
“Untuk Dermaga Liang Bunyu Bugis ada penolakan masyarakat setempat karena kondisi jembatan juga sangat memprihatinkan atau tidak layak dan mengganggu aktivitas masyarakat perumput laut,” ujarnya.
Akhirnya, disepakati masyarakat akan menggunakan Dermaga Binalawan dengan memindahkan posisi tangga di sebelah kiri dermaga, dengan menggunakan tangga kayu sementara sambil menunggu tindak lanjut dari pemerintah daerah. “Memasang tangga darurat untuk sementara waktu di sisi kiri dermaga agar aktivitas penyeberangan tetap berjalan normal seperti biasa,” tuturnya. (nal/fly)