Gelombang Tinggi, Motoris Takut, Penumpang Tegang..!!

- Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:22 WIB

TARAKAN - Suasana berbeda di  Pelabuhan Tengkayu I Senin (5/8) pagi. Ratusan penumpang terpantau harus tertahan di pelabuhan lantaran tidak adanya speedboat yang dapat melakukan perjalanan  disebabkan tingginya gelombang air laut.

Dengan kondisi tersebut, calon penumpang hanya dapat menunggu sampai gelombang air laut menurun.

Amaliah (30) salah seorang penumpang mengaku, tingginya air laut membuatnya tidak dapat menghadiri acara keluarga sesuai yang dijadwalkan. Speedboat yang ditumpanginya baru saja meninggalkan Kota Tarakan. Namun kemudian berbalik arah, karena gelombang meninggi. "Tadi pagi sudah jalan naik speedboat Tri Putri Tunggal Dewi, belum setengah jam langsung kembali putar karena gelombangnya besar betul. Motorisnya saja takut, apalagi penumpang. Saya tidak masalah kalau harus putar kembali, daripada nanti terbalik," ujarnya. 

Ibrahim (25) salah satu motoris speedboat rute Tarakan-Tanjung Selor mengungkapkan, tingginya gelombang air laut sangat berisiko dalam perjalanan. Selain itu, ia mengaku pihaknya juga mendapatkan instruksi dari pihak pelabuhan agar menunda perjalanan hingga gelombang reda.

"Gelombang begini sebenarnya sudah sering, tapi karena sudah banyak kecelakaan di laut karena gelombang besa,r akhirnya kami tidak berani mengambil risiko. Tadi juga dapat instruksi jangan ada pelayaran sampai kondisi dinyatakan aman," tukasnya.

Prakirawan cuaca BMKG Tarakan Totok menerangkan, saat ini gelombang air laut berada pada ketinggian 1-2 meter dan perairan Sulawesi bagian barat berada di angka 1,25 meter hingga 2,25 meter. Sehingga menurutnya, ketinggian tersebut cukup berisiko bagi aktivitas pelayaran kapal kecil.

Kecepatan angin berada pada 8 sampai 20 knot atau 16 hingga 40 kilometer per jam. Meski belum tergolong ekstrem, namun kondisi gelombang tersebut menurutnya cukup membahayakan aktivitas di laut.

"Kecepatan angin dari tenggara hingga barat daya 8 sampai 20 knot. Kalau dikonversikan ke kilometer per jam, itu sekitar 16 sampai 40 kilometer per jam. Kecepatan angin ini mampu menganggu kapal dengan kecepatan rendah," tukasnya.

Ia menerangkan, kecepatan angin disebabkan adanya tropical cyclone lekima atau perputaran air pada perairan Filipina. Sehingga pihaknya memprediksi gelombang tinggi akan terus terjadi hingga 4 hari ke depan.

Fenomena tersebut merupakan fenomena yang kerap terjadi setiap tahunnya. Hal itu dikarenakan aktivitas alam yang menimbulkan pusaran air di lautan pada kawasan tertentu.

"Tiap tahun pasti terjadi, karena sudut deklinasi matahari terhadap bumi ke utara dan selatan akibat dari revolusi bumi terhadap matahari. Saat sudut matahari berada di belahan bumi utara maka terbentuklah tropical cyclone di perairan Filipina," jelasnya. (*/zac/lim)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X