Target Ngebor 7 Sumur di Sembakung Tahun Ini

- Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:21 WIB

SEMBAKUNG – Pertamina EP Asset 5 Field Tarakan lebih progresif menangani Area Sembakung. Satu lagi sumur yang direncanakan mulai berproduksi mulai Agustus ini yakni SBK-PSD 76. Menurut Field Manager Pertamina EP Asset 5 Tarakan Agung Wibowo pengeboran di sumur tersebut telah mencapai kedalaman maksimal.

“10 hari ke depan diproduksi, dengan target 350 barel per hari. Ini sumur keenam tahun, target kami 7 di Sembakung tahun ini,” ujarnya kepada Radar Tarakan di lokasi pengeboran.

Menurut Agung, karakteristik endapan minyak di Area Sembakung berbeda dengan kondisi di Sumatera dan Jawa. “Dia ngeblok-ngeblok gitu, di satu sisi kami ngebor, nah belum tentu ketemu. Ini sumur lanjutan dari sumur yang sama SBK-PSD, hanya site track (pengeboran miring). Bacaan alat di bawah sana sempat menunjukkan tidak ada hidrokarbon. Kami masih yakin, ada di titik lain. Kemudian kami izin ke SKK Migas, untuk melanjutkan untuk site track atau open windows, membelok ke arah target yang ada,” ulasnya.

Diungkapkan Agung, tahun depan PEP Asset 5 Field Tarakan masih akan mengebor 4 sumur baru dengan target produksi 350 barel per hari. “Alhamdulillah sudah 3 sumur berhasil, sempat ada yang 500 barel bahkan 1.000 barel per hari. Produksinya agak cepat turun. Sebelum turun, kami back up dengan sumur lain. Februrai-Maret SPK 73, 74, 75, sekarang masih produksi. Sekitar 100 barel per hari,” imbuhnya.

Jika dibanding Tarakan, Area Sembakung jauh lebih besar dari sisi produksi. Namun, Agung menjelaskan Area Tarakan tetap menjadi salah satu prioritas. Tahun depan juga direncanakan akan dilakukan pengeboran sumur baru.

“Di Tarakan 600-an barel per hari, di Sembakung hampir 2.000-an. Pengeboran tahun di Tarakan akan dievaluasi, sumur baru, padat penduduk dan masih dikaji dampak lingkungan, ekonomisnya apa yang kami usahakan nanti. Tarakan masih tetap berproduksi. Upaya kami, seminimal mungkin menghindari konflik, intensif, menjalankan sosialisasi, persuasif,” jelasnya.

“Kami meminimalisasi konflik, agar pengeborannya berjalan lancar. Istilahnya kami mengolah. WKP di Tarakan, sudah banyak dihuni masyarakat. Sekarang yang kami lakukan sosialisasi. Mudah-mudahan mereka menyadari, Pertamina bukan menghalangi. Tapi, ada dampak bahaya di situ. Bisa membahayakan masyarakat,” jelasnya lagi.

PEP selama ini telah mengupayakan menyampaikan dampak bahaya bermukim di dekat fasilitas produksi minyak. “tu bisa mengancam nyawa, dampaknya. Contoh, kebakaran pada saat pigging (pembersihan pipa) beberapa waktu lalu. Itu sebagai contoh, bahwa pekerjaan ini punya dampak risiko yang tinggi. Kami bersama BPBD Kaltara juga sudah mensosialisasikan. Kebakaran di pom mini di Sebengkok itu juga menunjukkan bahwa, ada risiko dan dampak jika tak dikelola dengan sebagaimana mestinya,” urainya.

Adapun kegiatan tanjak syukuran di Sembakung kemarin, PEP menghadirkan sejumlah mitra binaannya. Menurutnya lagi, PEP memiliki tanggung jawab sebagai perusahaan yang tumbuh bersama lingkungan. “Setiap pengeboran kami melibatkan masyarakat sekitar. Kami pernah undang SD tapal batas dan kami berikan bantuan. Minimal CSR-nya itu tersalurkan. Harapannya kami meminta doa, agar lancar operasinya dan bermanfaat bagi kita,” terangnya. (lim)

 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X