“Saya Ajak Bukan Orang Kaya, tapi Yang Mau”

- Senin, 5 Agustus 2019 | 11:09 WIB

Berkurban merupakan penanda kelapangan harta dan rezeki bagi seorang muslim. Berkurban merupakan ibadah sunah yang tak boleh ditinggalkan. Selain sebagai ungkapan syukur, berkurban juga menguatkan solidaritas. Sejumlah ketua rukun tetangga (RT) pun memiliki cerita menyemangati warganya berkurban dari tahun ke tahun untuk berkurban. Seperti Ketua RT 10, Kelurahan Lingkas Ujung, Tarakan Timur Andi Darwis.

----

PRIA berperawakan sekira 170-an sentimeter itu membawa uang tunai yang dibungkus dalam kantong plastik, Sabtu (4/8) siang. Dia ditemani Hamzah, warganya serta Ketua Forum Komunikasi Ketua Rukun Tetangga (FKKRT) serta seorang kerabatnya yang lain. Mereka pun akhirnya tiba di sebuah tempat usaha penggemukan sapi di Jalan Bhayangkara, Karang Anyar, Tarakan Barat.

Andi Darwis segera membuka kantongan itu sesaat bertemu Soleh, sang pemilik usaha penggemukan sapi. “Ini yah Pakde, sisa uangnya saya serahkan. Mohon diterima dengan baik,” ujar Darwis kepada pria yang telah memulai usahanya sejak 2006 itu.

Andi Darwis membawa amanat warganya, 35 orang. Sapi yang dibeli di lokasi ini jenisnya sapi bali, dengan bobot perkiraan 250-300 kg per ekornya. “Ini amanat warga, ada 35 orang, jadi sapinya 5 ekor. Harganya rata-rata Rp 25 juta,” ujar Andi Darwis kepada Radar Tarakan.

Sudah 10 tahun warga di RT 10 berkurban. Andi Darwis hanya mengurusi warga yang memiliki niat kuat. Menurutnya, yang mampu atau kaya belum tentu mau. Kalau yang mau sudah pasti ada jalan berkurban. “Kalau saya, yang mau saja. Mampu belum tentu mau,” katanya berseloroh mengenai cara dia menyemangati warganya berkurban.

Awal menggerakkan warga, Andi Darwis masih mengingat harga sapi 1 kor saat itu masih Rp 12,5 juta dengan rerata bobot 250 kg. “Dulu per bulan Rp 150 ribu, satu orang. 1 ekor 7 orang. Dari harga Rp 12,5 juta sampai Rp 25 juta. Jadi anggaplah Rp 5 ribu sehari. Sampai dua tahun berjalan saat itu, hanya 2 sapi. Masuk tahun ketiga sudah 5 ekor, sampai sekarang,” kisahnya.

Uang yang dititipkan ke Andi Darwis, disetorkan setiap bulan. Harga sapi saat ini Rp 25 juta. Menurutnya, untuk berkurban setiap tahun, warga cukup menyisihkan Rp 10 ribu sehari. “Hampir semua warga saya sudah berkurban. Pekerjaannya rerata jual-jualan, nelayan, pegawai. Keikhlasan saja. Ada 67 rumah, 90-an KK di wilayah saya. Termasuk penyewa. Yang berkurban di RT kami, ada juga kelompok lain. Kalau yang motong depan sekolah cuma warga RT 10. Tahun depan ini sudah ada lagi yang menitipkan niatnya,” aku Andi Darwis.

Hamzah, salah seorang warganya mengaku jika Rp 10 ribu tak dipandang remeh. Tetapi menurutnya, uang Rp 10 ribu yang disisihkan setiap hari mungkin masih jauh lebih kecil dengan pengeluaran yang tak perlu. “Masih lebih murah dari rokok. Kalau misalnya perokok. Alhamdulillah bisa ikut berkurban bersama warga RT 10,” katanya penuh senyum. (*/bersambung/lim)

 

 

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X