Siapkan Jurus Gaet Investor Kelas Kakap

- Kamis, 1 Agustus 2019 | 09:17 WIB

Meski Kalimantan Utara (Kaltara) terbilang provinsi baru, potensi peluang investasi terbilang cukup besar dan bisa berkembang, terutama di Kota Tarakan yang memiliki sumbangan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) tertinggi di Kaltara. Lebih dari 50 persen. Namun, sejauh mana investor melirik hal itu?

----

KOTA Tarakan misalnya, banyak disasar oleh investor dalam maupun luar negeri. Investasi itu dari energi seperti air hingga pengolahan sampah yang menjadi permasalahan kota.

Tigor Nainggolan, mantan direktur utama Perusda Tarakan mengakui di 2011 lalu ia sempat menggaet beberapa investor ke Tarakan. Namun belakangan investor tersebut balik badan.

Salah satunya asal Korea, mengaku saat itu serius terkait pengolahan sampah untuk dijadikan energi alternatif listrik.

“Saya sudah ke Korea sekali, hampir dua kali, namun masalah kebijakan dan perizinan dan segala macamnya, harus disetujui. Setelah kami menghadap ke pemerintahan dinegosiasi, sudah hampir klir. Tetapi masalah angka dividen menghambat. Lahan yang akan dijadikan tempat industri sebagai modal Kota Tarakan,” beber Tigor.

Baik tenaga kerja yang berasal dari daerah akan dilatih di Korea untuk mendapatkan bekal teknis. “Setelah pembangunan proyek itu selesai maka orang daerah yang akan membangun industri tersebut di Tarakan. Selain kebersihan kota terjamin, listrik dapat, keuntungan lain juga kita dapat. Namun kendalanya adalah waktu apraisal lokasi tidak ditentukan berapa nilainya sehingga tidak dapat menghitung berapa formulasi keuntungan kita. Akhirnya lambat, malah pembangunan dialihkan investornya ke Jawa Barat,” lanjutnya.

Lain lagi investor yang menawarkan pengolahan air laut menjadi air tawar. “Ada banyak yang menawarkan mengolah air laut menjadi air tawar karena air laut tidak mudah habis, ada juga pengelolaan sumur tua, hingga ke gas flare atau gas buang. Hingga penyediaan tenaga listrik dari tenaga surya dari Tiongkok. Tidak lanjut. Tapi dulu kami berupaya menggali potensi itu. Mereka sempat ke sini,” kisahnya.

Menurut Tigor pemerintah perlu memudahkan investor sebagai salah satu bentuk pengembangan daerah. “Yang terpenting transparansi, yang mempermudah segala perizinan sehingga para investor ini tertarik untuk berinvestasi.

Investor membatalkan investasinya sudah bukan rahasia lagi. Khususnya yang bergerak di industri. Sebaliknya investasi yang paling banyak dilirik di antaranya sektor perdagangan, jasa dan perikanan.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Tarakan Ardiansyah mengatakan, perekonomian Tarakan bergerak di sektor perdagangan dan jasa. Investor yang berinvestasi kebanyakan pengusaha lokal.

Pada 2018 lalu, ada ketertarikan investor pembuatan makanan ayam dan peternakan ayam. Namun karena pertimbangan beberapa hal, lantas batal.

2017, adapula perusahaan besar yang ingin membangun pembangkit tenaga listrik surya (PLTS). Lagi-lagi calon investor membatalkan niatnya. “Padahal izinnya sudah diproses, tapi karena harganya tidak sepakat dengan PLN, akhirnya dibatalkan. Sebenarnya banyak yang masuk (berinvestasi), tapi dibatalkan,” kata Ardiansyah, Jumat (26/7).

Lantas apa yang menyebabkan investor mundur? Menurut pengamatan Ardiansyah, selain persoalan harga yang tidak disepakati, adapula permasalahan lahan yang bersengketa. Beberapa tahun lalu, terdapat perusahaan dari luar kota yang ingin membangun pabrik kertas di daerah Sungai Bengawan, Kelurahan Juata Permai.

“Padahal perusahaan siap membayar lahan seluas 40 hektare. Tapi tidak jadi karena lahannya diklaim. Jadi masalah harga dan lahan yang tidak punya kepastian, akhirnya tidak jadi. Ini ada lagi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) itu sudah masuk,” katanya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X