Seorang Ibu Nyaris Mencelakai Anaknya

- Rabu, 24 Juli 2019 | 11:06 WIB

TANA TIDUNG – Warga di Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Selasa (23/7) pagi, dihebohkan oleh seorang ibu yang hampir saja mencelakai anak kandungnya yang berusia satu tahun di sungai. Diduga seorang ibu tersebut mengalami gangguan mental.

Seorang wanita bernama Muliana (21), Selasa (23/7) pagi sempat menghebohkan warga. Sebab Muliana hampir saja mencelakai anaknya di bantaran sungai dekat permukiman warga. Menurut informasi warga sekitar, tindakan ini terjadi diduga karena Muliana mengalami gangguan mental.

Kapolsek Sesayap Hilir IPDA Marzuki membenarkan kejadian tersebut. Diakuinya pula jika sang Ibu, Muliana, sudah lama mengalami penyakit yang biasa di sebut Ayan (Epilepsi). "Kalau penyakit Epilepsi itu sudah lama dialami ibu Muliana, namun untuk penyakitnya yang sekarang (gangguan mental) baru diawal bulan tiga tahun 2018. Sejak ia melahirkan anak pertamanya. Kami sudah menyakan kepada suaminya apakah sudah pernah dibawa ke dokter, pengakuan suaminya sudah pernah dibawa ke dokter tapi tidak diobati secara rutin jadi bisa kambuh kapanpun," ungkap Kapolsek saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (23/7).

Menurutnya, sang anak yang bernama Ahmad Maulana,  sudah berhasil dibawa ke rumah sakit dan dalam kondisi sehat. "Kami begitu mendapatkan laporan langsung ke TKP untuk menenangkan ibu Muliana beserta anaknya, dan sekarang ibu Muliana ini sedang berada di rumah warga untuk dijaga sementara waktu, karena kondisi ibu ini dalam keadaan hamil anak keduanya, yang sekarang usia kandunganya sudah menginjak tujuh bulan," kata Kapolsek Ipda Marzuki.

Terpisah, suami Muliana, Abdul Rahman (59), menjelaskan semenjak melahirkan anak pertamanya setahun lalu, istrinya ini mulai menunjukan gejala seperti orang yang mempunyai gangguan mental. Jika dalam bahasa medisnya baby blues. Karenapenyakit tersebut diduga yang menyebabkannya seperti itu. "Ini baru saja terjadi. Saya juga heran. Memang kalau penyakit istri saya ini mengidap penyakit Ayan (Epilepsi) tapi kalau penyakit ini seperti orang yang hilang ingatan dan tadi hampir mencelakai anaknya sendiri. Saya juga sudah pernah periksakan ke dokter namun karena keterbatasan biaya hingga kini belum lagi diperiksakan," ungkap sang suami yang saat itu berada di samping istrinya.

Salah satu perawat Puskesmas Sesayap Hilir yang juga bernama Muliana, turut membenarkan penyakit yang dialami istri Abdul Rahman ini. “Saat sang ibu tersebut melahirkan mengalami gejala baby blues syndrome. Ini adalah perasaan emosional yang dirasakan ibu setelah melahirkan. Jika tidak kunjung membaik setelah dua pekan sebaiknya waspada. Ada kemungkinan ibu mengalami depresi pasca melahirkan. Depresi pasca melahirkan menyebabkan kekhawatiran yang cukup berat, sehingga bisa membuat ibu merasa putus asa, sedih, tidak berharga, bahkan tidak merasakan adanya ikatan dengan bayi,” katanya.

"Kasus depresi pasca melahirkan yang berat dapat menyebabkan terjadinya psikosis postpartum. Kondisi ini jarang terjadi namun memerlukan penanganan yang serius, karena ibu dapat mengalami halusinasi dan delusi yang bisa membahayakan bayi dan dirinya sendiri. Kenali gejala-gejalanya dan jangan biarkan ibu terjebak dalam baby blues syndrome atau depresi pasca melahirkan yang lebih berbahaya. Jangan segan meminta pertolongan dari dokter untuk mengatasi hal tersebut," katanya. (*/rko/ash)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X